Human Interest Story
Yusuf Abdul Jauh-jauh dari Tabongo ke Kota Gorontalo Buka Bengkel Sederhana Demi Mencari Nafkah
Dengan semangat dan tekad yang kuat, ia membuka bengkel sederhana di kota Gorontalo.
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Minarti Mansombo
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo–Yusuf Abdul (45) atau kerap disapa Gugun ini membuka usaha bengkel kecil-kecilan di Jalan Arif Rahman Hakim, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Dengan semangat dan tekad yang kuat, ia membuka bengkel sederhana di kota Gorontalo.
Saat dijumpai TribunGorontalo.com, di sela-sela menambal ban, Rabu (9/4/2025), Yusuf menceritakan kisah hidupnya.
Yusuf mengaku demi mencari nafkah, ia rela pulang pergi dari tempat tinggalnya di Kecamatan Tabongo, Kabupaten Gorontalo ke Kota Gorontalo.
"Saya pulang-pergi dari Tabongo ke Kota Gorontalo untuk mencari nafkah," ungkapnya kepada Tribun Gorontalo yang saat itu sedang hujan gerimis.
Baca juga: Bupati Gorontalo Sofyan Puhi Hadiri RUPS Bank SulutGo
Baca juga: 5 Tahun Menekuni Pacuan Kuda Gorontalo, Yusuf Kembali Berlaga di Event Ketupat Yosenegoro
Dengan menempuh jarak kurang lebih 45 menit dengan menggunakan becak motor (bentor), ia lakukan demi harapan mendapatkan pundi-pundi rupiah.
"Meski jauh tapi mata pencaharian saya hanya di sini, dan saya juga sudah lama menempati tempati ini," ujar Yusuf.

Yusuf sebetulnya merupakan warga Kota Gorontalo kompleks kampus satu Universitas Negeri Gorontalo. Tapi ia sudah tinggal di rumah istrinya di Kecamatan Tabongo.
Saat ini yusuf memiliki empat orang anak, dan semuanya sudah memiliki keluarga (menikah) dan saat ini tinggal di luar Kota Gorontalo.
"Anak saya empat sudah menikah semua mereka datang hanya momen tertentu," bebernya.
Kata Yusuf dengan usaha bengkel ini dia sedang memenuhi kebutuhan istri dan dirinya sendiri.
"Saya bekerja untuk kebutuhan rumah tangga setiap hari pak," kata Yusuf.
Selama 24 tahun Yusuf sudah menggeluti dunia perbengkelan dengan dua orang rekannya di depan pemandian kolam Lahilote.
Baca juga: Dokter Residen PPDS Anestesi Unpad yang Rudapaksa Keluarga Pasien di RS Hasan Sadikin Sudah Menikah
Baca juga: Dorong Distribusi Komoditas, Pemkab Boalemo Gorontalo Gandeng Pelindo Bangun Pelabuhan Tilamuta
"Karena di sana tempat sudah dijual saya pindah," ucapnya.
Yusuf sendiri kemudian pindah di lokasi Jalan Arif Rahman Hakim pada tahun 2010.
"Alhamdulillah ko.o (ucapan warga China) pemilik rumah makan baik sekali, saya tidak diminta bayar di sini, bahkan lapak ini dia bangun sendiri," terang Yusuf dengan haru.
Namun saat ini pendapatan Yusuf menurun. Dia maksimal mendapatkan uang Rp100 ribu. Namun itu tidak selalu dirasakan Yusuf.
Terkadang, Yusuf hanya bisa membawa uang Rp2 ribu untuk dia bawa pulang ke rumah.
"Kadang saya hanya bawa uang Rp2 ribu, saya bilang ke istri, hanya ini saya dapat lalu saya minta maaf," katanya dengan nada pilu.
Perasaan sedih menyelimuti hatinya karena pendapatan yang menurun namun dia harus tetap bersyukur karena masih ada segelintir orang yang baik kepadanya.
"Terkadang ada rasa bersalah di hati saya, tapi saya berdoa semoga saya diberikan rezeki untuk bisa menafkahi istri saya," bebernya.
Yusuf biasa buka sekitar pukul 12.00 Wita karena dia harus keliling untuk mencari ban bekas untuk nanti dia jual kembali.
"Saya buka siang karena saya masih keliling untuk mencari ban bekas," ucapnya.
Untuk pulang sendiri biasanya pukul 17.00 Wita. Sebab, lokasi bengkelnya tidak ada penerangan untuk buka hingga malam hari.
"Saya ingin buka sampai malam hari tapi karena tidak ada lampu jadi hanya sampai jam lima saja," kata dia.
Baca juga: Fix! Daftar Direksi dan Komisaris Bank SulutGo Hasil RUPS BSG 2025, Gorontalo Tak Punya Perwakilan
Baca juga: Ramai di Medsos, BPJS Gorontalo Tegaskan Operasi Tetap Dicover Meski Tak Pernah Periksa Kehamilan
Di bengkel milik Yusuf ia melayani tambal ban dengan harga Rp10 ribu, tambah angin Rp2 ribu.
"Saya hanya bisa tambal ban dan tambah angin kalau jual alat-alat motor saya belum punya modal besar," tuturnya.
Diceritakan Yusuf pernah pemerintah datang melihat bengkel untuk diberikan bantuan.
Tapi kata Yusuf hanya berakhir di pengambilan dokumentasi.
"Sudah tiga kali hanya di foto-foto kata mereka ada bantuan tapi sampai sekarang tidak ada padahal untuk semua berkas yang diminta saya sudah urus," terang Yusuf dengan ironis.
Yusuf berharap agar pemerintah bisa memberikan ia bantuan alat-alat bengkel miliknya.
"Semoga pemerintah bisa memberikan saya bantuan modal atau alat-alat bengkel, saya merasa bersyukur sekali," harap Yusuf.
Dari pantauan Tribun Gorontalo, kondisi bengkel Yusuf sangat memprihatinkan.
Ia mencari nafkah di bengkel yang ukuran sangat kecil bangkan untuk masuk ke dalam bengkelnya harus merunduk.
Bengkel miliknya itu hanya berdinding dan beratap seng. Siang hari sangat panas, apabila hujan sempit untuk berlindung.
Kenyataan pahit itu harus Yusuf telan dalam-dalam demi istri tercintanya di rumah.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.