Dugaan Pungli di IAIN Gorontalo
Viral! Mahasiswa PPG IAIN Gorontalo Gadaikan Laptop Demi Biaya Pengukuhan, Ada Cenderamata dan THR
Sebuah keluhan viral di media sosial mengungkap dugaan pungutan liar (pungli) dalam acara Pengukuhan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Batch 2 Tahun 2024
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Sebuah keluhan viral di media sosial mengungkap dugaan pungutan liar (pungli) dalam acara Pengukuhan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Batch 2 Tahun 2024 di LPTK IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Keluhan itu pertama kali diunggah akun Facebook Ronal Ashli yang menyoroti sejumlah biaya yang dinilai membebani mahasiswa.
Dalam unggahan tersebut, pengunggah mempertanyakan mengapa seluruh biaya acara pengukuhan harus ditanggung mahasiswa.
Beberapa komponen biaya yang dipersoalkan meliputi cenderamata sebesar Rp200.000 dan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk honor LPTK.
Baca juga: Meliput di Indonesia? Jurnalis Asing Kini Harus Kantongi Izin Polisi
Ada pula acara buka bersama dosen pamong dan undangan, serta pengadaan seragam dosen dan pamong untuk 95 orang.
Pengunggah menuntut transparansi dan meminta pembayaran dilakukan melalui rekening resmi LPTK IAIN Gorontalo dengan rincian biaya yang jelas.
Ia juga menyoroti dugaan ancaman dari panitia terhadap mahasiswa yang menolak membayar.
TribunGorontalo.com berhasil mewawancarai salah satu mahasiswa PPG berinisial AR yang membenarkan adanya kewajiban membayar sejumlah biaya tersebut.
"Iya betul, kami dibebankan uang cenderamata, THR honor LPTK, acara buka bersama dosen, sampai dengan seragam dosen," kata AR.
Ia juga menunjukkan bukti percakapan dari salah satu panitia berinisial UK yang menagih uang cenderamata dengan nada mengarah pada ancaman.
"Assalamu'alaikum bapak ibu yang belum membayar kemarin tolong segera dilunasi, bapak ibu kami sudah berusaha menghubungi baik-baik, kami kembalikan ke pribadi masing-masing, apabila ada konsekuensinya di kemudian hari, jangan salahkan kami," demikian isi pesan UK yang diperlihatkan AR.
Tak hanya itu, AR mengungkapkan ada mahasiswa yang bahkan rela menggadaikan laptop demi membayar biaya pengukuhan.
"Teman saya kasihan harus gadaikan laptopnya karena harus bayar seluruh biaya pengukuhan, kayak cenderamata Rp200 ribu dan uang pengukuhan Rp1.050.000, tapi tidak dijelaskan rinciannya," lanjut AR.
Menurut AR, mahasiswa penerima beasiswa juga tetap diwajibkan membayar.
Padahal dalam petunjuk teknis (juknis) seharusnya semua biaya sudah ditanggung oleh beasiswa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.