Debt Collector Keroyok Nasabah
Kronologi Warga Gorontalo Dicegat Debt Collector di Jalan, Padahal Motornya Sudah Lunas
kejadian ini dialami oleh Moh Andi Indalan. Tak cuma dicegat, pria 46 tahun itu malah dikeroyok oleh debt collector tersebut.
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Padahal sudah melunasi motornya, seorang paruh baya di Gorontalo malah dicegat penagih hutang (debt collector) di jalan.
Kejadian ini dialami oleh Moh Andi Indalan. Tak cuma dicegat, pria 46 tahun itu malah dikeroyok oleh debt collector tersebut.
Belum diketahui apa penyebab ia dikeroyok. Sebab, jika alasan hutang, motor yang dikendarai sudah lunas beberapa bulan lalu.
Kepada TribunGorontalo.com, korban pun mengadukan perbuatan para debt collector tersebut.
Kronologi
Andi, yang saat itu bersama iparnya, Iwan Pakaya (45), tiba-tiba dicegat oleh sekelompok pria yang mengendarai empat motor saat melintas di Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Kota Timur.
Tanpa banyak penjelasan, pria-pria tersebut memaksa Andi untuk mengikuti mereka ke kantor finnance.
"Saya dipaksa berhenti di tengah jalan. Mereka bilang saya harus ke kantor dulu. Ada empat motor, tiga di antaranya berboncengan, dan satu motor hanya satu orang," ungkap Andi kepada TribunGorontalo.com.
Andi yang merasa tak punya alasan untuk menolak akhirnya mengikuti mereka.
Setibanya di kantor finnance, ia langsung dibawa ke lantai dua.
Ia pun diinterogasi terkait dugaan tunggakan pembayaran kendaraan.
Namun, Andi dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Ia mengaku sudah melunasi cicilan motornya selama 36 bulan dan bahkan telah mengambil BPKB kendaraan sebagai bukti sah.
"Semua sudah lunas. Saya tidak punya utang lagi. BPKB juga sudah saya ambil," tegasnya.
Ketegangan memuncak ketika Andi berusaha turun ke lantai bawah untuk menunjukkan BPKB sebagai bukti.
Saat ia hendak menyalakan motornya, seorang debt collector tiba-tiba merampas kuncinya secara paksa.
Aksi tersebut memicu cekcok yang berujung pada pengeroyokan brutal.
Tujuh pria menghujani Andi dengan pukulan menggunakan kayu, batu, dan bahkan helm.
Tak berdaya, ia hanya bisa berusaha melindungi diri dari serangan yang bertubi-tubi.
"Saya dipukul ramai-ramai. Mereka pakai kayu dan batu. Sekarang tangan kanan dan kiri saya memar, badan saya sakit semua," ungkapnya dengan suara lemah.
Iwan Pakaya, yang menyaksikan insiden tersebut, berusaha melerai.
Namun, upayanya sia-sia.
"Saya lihat mereka ambil kayu, batu, dan helm. Saya coba menenangkan, kalau bisa dibicarakan baik-baik, tapi mereka tidak mendengar saya dan tetap memukul Pak Andi," ujarnya.
Setelah insiden itu, Andi segera melaporkan kejadian ke Polresta Gorontalo pada pukul 10.38 WITA.
Ia juga menjalani visum di Klinik Pratama Polresta Gorontalo Kota sebagai bukti dugaan penganiayaan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak finance belum memberikan keterangan resmi terkait insiden ini.
Sementara itu, polisi menyatakan telah menerima laporan dan tengah menyelidiki kejadian guna menindaklanjuti kasus dugaan pengeroyokan ini. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.