Berita Viral

Warga Desa Wunut, Klaten Viral Gara-gara Dapat THR Rp200 Ribu dari Pemerintah Desa

Warga Desa Wunut, Klaten, Jawa Barat kali ini tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya, setiap jiwa di desa tersebut diberikan THR oleh pemerintah desa

TribunSolo.com/Zharfan Muhana
THR DARI DESA - Warga mendapat THR dari pemerintah Desa Wunut di Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Selasa (18/3/2025). Per orang mendapatkan Rp200 ribu. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Warga Desa Wunut, Klaten, Jawa Barat kali ini tengah menjadi sorotan publik.

Pasalnya, setiap jiwa di desa tersebut diberikan Tunjangan Hari Raya (THR) oleh pemerintah desa.

Disaat desa lain sedang menghemat anggaran, Pemerintah Desa Wunut ini pun hanya ingin kebahagiaan dari warganya.

Apalagi saat ini tinggal menghitung hari lebaran Idul Fitri akan tiba.

Sehingga THR tersebut sangat diperlukan.

Baca juga: Kesya Botutihe PNS Viral Cemooh PPPK Gorontalo, Rupanya Korban Fitnah

Dilansir dari TribunTimur.com, video pembagian THR itu mulanya diposting di akun Instagram @desawunutklaten @iwan_sulistyo.

Dalam video tersebut, tampak Kepala Desa Wunut Iwan Sulistiya Setiyawan menjelaskan terkait pembagian THR di desanya.

Pembagian THR kepada warga Desa Wunut berlangsung di Kantor Desa Qunut, Selasa (18/3/2025).

"Hari ini pemerintah Desa Wunut membagikan THR untuk 2.289 jiwa, dengan nominal per jiwa Rp 200 ribu," kata Kades Wunut Iwan Sulistiya Setiyawan dikutip Tribun-Timur.com.

"Total THR yang diberikan tahun ini dari pemerintah desa sebesar 457.800.000 rupiah," jelasnya.

Iwan Sulistiya Setiyawan mengatakan sumber dana THR yaitu dari pendapatan pengelolaan BUMDes Sumber Kamulyan yaitu Wisata Umbul Pelem Waterpark.

Warga Desa Wunut bersyukur mendapatkan THR tersebut.

Baca juga: Viral Cemooh PPPK, Kesya Botutihe PNS Boalemo Gorontalo Ditegur Atasan

"Alhamdulillah dapat rezeki THR dari Desa Wunut. Alhamdulillah untuk Lebaran nanti," kata salah satu warga.

Video pembagian THR itu lantas dibagikan kembali banyak akun di media sosial, salah satunya Lambe Turah, hingga akhirnya jadi perbincangan netizen.

Berikut beberapa komentar netizen dirangkum Tribun-Timur.com dari postingan di Lambe Turah:

"MasyaAllah Kalau punya Rasa TAKUT sama Allah emang Beda  (emoji)," tulis pemilik akun @obinrobin.

"Desa terkaya di Indonesia (emoji)," tulis pemilik akun @aviyantoakbar.

"Menjabat dari tahun 2007 buset rakyatnya bener" percaya. Sehat slalu pak semoga tetap jujur dan amanah," tulis pemilik akun @sutiawana92.

"Mashaallah, semoga Allah limpahkan rezekinya Pak (emoji) . Ya Allah, hamba jg mau jd kaya raya dermawan. Aamiin.," tulis pemilik akun@sitifatimah_nauraolshop.

"Mantap dari th 2007 jadi Kades (emoji). Pantasan terpilih terus pak (emoji)," tulis pemilik akun @putrilailathul.

Baca juga: Viral! Lurah Jatiraden Minta Sumbangan AC ke "Bos Kasur", Wali Kota Bekasi Turun Tangan

Kasus Viral Lain: Anak Istrinya Tewas Terjebak Banjir di Sukabumi, Sang Ayah Malah Asyik Berjualan di Pasar

Banjir di Sukabumi ini ternyata membawa kesedihan.

Bagaimana tidak, salah satu korban dari banjir ini yakni ibu dan anak.

Ibu dan anak ini meninggal saat berpelukan karena terjebak banjir.

Namun, kelakuan sang ayah menjadi sorotan publik.

Pasalnya sang ayah hanya santai ketika anak dan istrinya tewas.

Dilansir dari Tribunnews, Aang, sang ayah menurut penuturannya sang anak dan istri telah mengungsi di tempat yang lebih aman.

Padahal istri dan anaknya ditemukan tewas akibat terjebak saat banjir Palabuhanratu.

Baca juga: Lagi Viral! Seorang ASN di Gorontalo Diduga Merendahkan PPPK, Netizen Geram

Video Aang itupun menjadi viral di media sosial.

Raut wajah Aang tampak sama sekali tidak menunjukan kesedihan atas meninggalnya anak dan istri dalam banjir Palabuhanratu.

Ada seorang pria pula yang memarahi Aang menggunakan bahasa kasar.

Aang berkukuh bahwa istrinya, Santi alias Zahra (40) dan sang anak, Nurul (3) sudah mengungsi ke Cikakak, Desa Margalaksana, Kampung Ciganas.

"Saya Haji Aang, suami Neng Santi yang di Kampung Gumelar, yang dinyatakan kata orang-orang istri dan anak saya terbawa arus. 

Padahal, istri dan anak saya ada di wilayah Cikakak, Desa Margalaksana, Kampung Ciganas. 

Alhamdulillah selamat. Apa yang diinfokan itu tidak sesuai," katanya dalam video.

Video itulah yang menjadi pemicu warga menjadi sangat geram.

Baca juga: Viral! Pemilik Marimas Gelar Sayembara Berhadiah Rp 30 Juta, Cari Kaos Promosi 1995

Bahkan Tim SAR pun sempat mengecek keberadaan Santi dan Nurul di Cikakak.

Ibu dan anak tersebut justru ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa pada Jumat (7/3/2025).

Kasi Operasi Kantor SAR Jakarta Ahmad Rizkiansyah mengatakan bahwa Santi ditemukan di bawah material rumah yang roboh.

Saat ditemukan, posisi Santi sedang memeluk anaknya, Nurul.

"Keduanya saling berpelukan. Kondisi sudah meninggal dunia," katanya.

Santi dan Nurul terjebak di dalam rumah saat banjir Palabuhanratu pada Kamis (6/3/2025).

"Saat airnya memang sudah tinggi dengan arus yang sangat deras itu ibu dan anak masih di dalam rumah belakang rumah pada saat airnya mulai menghantam rumah tersebut ibu dan anak ini terjatuh," katanya.

Baca juga: Viral Oknum PNS Aniaya Maling Motor di Karawang Hingga Tewas, Kini Serahkan Diri ke Pihak Berwajib

Belakangan diketahui detik-detik banjir melanda kawasan Sukabumi baik kota maupun kabupaten.

Pemicu banjir tersebut disinyalir karena hujan deras terus menerus turun di wilayah Sukabumi.

Hal itu menyebabkan air bah tiba-tiba masuk dan meninggi di kawasan pemukiman warga.

Banjir yang terjadi di Kabupaten Sukabumi ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur sejak Rabu malam. 

Derasnya curah hujan menyebabkan sungai-sungai di beberapa kecamatan meluap, merendam ratusan rumah warga dan infrastruktur umum. 

Banjir bandang menerjang dengan cepat, membuat banyak warga tidak sempat menyelamatkan diri. 

Selain itu, hujan mengakibatkan longsor di beberapa titik, memperparah dampak bencana ini.

Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, hingga Jumat (7/3/2025) siang, banjir telah mengakibatkan lima rumah rusak ringan, enam rusak sedang, dan enam lainnya mengalami kerusakan berat.

Sebanyak 145 rumah masih terendam banjir, sementara 20 fasilitas umum dan sosial ikut terdampak. 

Baca juga: Viral, Minyak Goreng Palsu MinyaKita Terendus Polisi, Produksi 8 Ton hingga Raup Rp600 Juta Sebulan

Jumlah pengungsi tercatat mencapai 146 kepala keluarga atau sekitar 304 jiwa, dengan 10 jiwa lainnya masih dalam kondisi terancam. 

Bencana banjir dan longsor di Sukabumi telah menyebabkan banyak korban hilang. 

Tim SAR bersama petugas gabungan dan relawan masih melanjutkan pencarian untuk menemukan korban lainnya yang belum ditemukan.

“Kami masih mencari lima orang lagi yang menjadi korban longsor di daerah Lengkong, serta satu orang di Simpenan,” tambah Rizkiansyah. 

Hingga saat ini, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana ini telah mencapai tiga orang.

Selain Zahra dan Nurul, seorang bocah juga dinyatakan meninggal dunia sebelumnya.

Sementara itu, lima korban lainnya masih dalam pencarian. 

Petugas SAR terus berupaya melakukan evakuasi dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak, sembari berharap tidak ada lagi korban jiwa yang ditemukan dalam kondisi tragis seperti Zahra dan Nurul.(*)


Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved