Pasar Senggol Gorontalo
Pasar Senggol Kota Gorontalo Tak Seramai Dulu, Pedagang Resah hingga Ramadan ke-21 Tak Ada Pembeli
"Saya melihat pasar senggol tahun ini sangat sepi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih ramai dan pembeli lebih banyak," ujarnya saat diwa
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
"Biasanya semakin dekat Lebaran, pasar senggol makin ramai. Tapi tahun ini, malah semakin menurun. Dalam sehari, hanya sedikit barang yang laku terjual," ungkapnya.
Fitrah menduga, penurunan jumlah pembeli disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah maraknya penjualan online yang semakin diminati masyarakat.
"Sekarang orang lebih suka belanja online. Mereka tidak perlu repot datang ke pasar dan bisa membeli barang dari rumah," katanya.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa semakin banyaknya pasar senggol di berbagai lokasi di Gorontalo menyebabkan pembeli terbagi-bagi.
Baca juga: Tercatat 5 Bansos Siap cair Bulan ini, BPNT Tahap 2, Cek jadwal Pencairan PKH di cekbansos.kemensos
"Mungkin juga karena sekarang sudah banyak pasar senggol, jadi pembeli tersebar ke berbagai tempat, tidak lagi terfokus di satu lokasi," jelasnya.
Fitrah sendiri mulai berjualan sejak dua minggu lalu dengan sistem shift bersama beberapa karyawan lainnya. Ia bertugas dari pagi hingga malam, sebelum digantikan oleh rekan lainnya.
"Kami di sini jualan per shift. Saya dari pagi sampai malam, lalu ada karyawan lain yang menggantikan," tuturnya.
Selain sepinya pengunjung, pedagang juga menghadapi tantangan cuaca yang tidak menentu. Hujan yang kerap turun membuat kondisi pasar semakin sulit.
"Kalau hujan, makin sedikit pembeli. Kita juga harus sibuk mengatur barang agar tidak basah," keluhnya.
Harga sepatu yang dijual di lapaknya bervariasi, mulai dari Rp90 ribu hingga di atas Rp100 ribu.
Pantauan Tribun Gorontalo di lapangan menunjukkan bahwa suasana Pasar Senggol memang sepi.
Baca juga: Detik-Detik Bus Pengangkut Jemaah Umrah dari Indonesia Kecelakaan Maut hingga Terbakar di Jeddah
Hanya sedikit masyarakat yang berhenti di lapak-lapak pedagang, sementara banyak lainnya hanya melintas dengan kendaraan.
Turunnya hujan gerimis juga semakin menambah sepinya suasana.
Kebanyakan masyarakat justru lebih memilih untuk duduk dan membeli makanan di sekitar pasar daripada berbelanja barang.
Dengan kondisi ini, para pedagang berharap situasi akan membaik menjelang Lebaran agar mereka dapat menutup bulan Ramadan dengan hasil yang lebih baik.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.