Ramadan Gorontalo

Peternak Ayam Kampung di Bone Bolango Gorontalo Cuan Jelang Ramadan, Permintaan Meningkat

Para peternak ayam kampung merasakan lonjakan pengambilan yang lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

|
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Jefri Potabuga, TribunGorontalo.com
AYAM KAMPUNG--Menjelang bulan Ramadan 1446 Hijriah, permintaan ayam kampung meningkat cukup signifikan hal itu disampaikan Iswan T Pikoli, peternak ayam kampung ditemui Tribun Gorontalo di kandang miliknya di Desa Kopi, Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Sabtu (22/2/2025). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo Menjelang bulan Ramadan 1446 Hijriah, permintaan ayam kampung di wilayah Bulango Utara, Bone Bolango, Gorontalo, mengalami peningkatan yang signifikan.

Para peternak ayam kampung merasakan lonjakan pengambilan yang lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Iswan T Pikoli, seorang peternak ayam kampung dari Desa Kopi, Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango, mengungkapkan bahwa ayam di kandangnya sudah banyak terjual hanya dalam beberapa hari terakhir menjelang Ramadan.

"Iya, sudah banyak yang laku, dan pengambilan saat ini meningkat drastis," ujar Iswan saat ditemui oleh Tribun Gorontalo di kandangnya, Sabtu (22/2/2025).

Menurut Iswan, dalam dua bulan terakhir, jumlah ayam yang diambil dari kandangnya bisa mencapai 500 hingga 600 ekor.

Mayoritas pembeli berasal dari pemilik rumah makan yang memesan ayam dalam jumlah besar.

"Yang sering ambil di tempat saya biasanya rumah makan, mereka itu sudah langganan," jelasnya.

Iswan menjual ayam kampungnya secara grosir dengan harga Rp40 ribu per ekor, sementara untuk pembelian eceran, harga bisa mencapai Rp50 ribu hingga Rp60 ribu per ekor.

Namun, harga ayam kampung di pasar bisa jauh lebih tinggi, terutama menjelang Ramadan, di mana harga ayam bisa mencapai Rp80 ribu per empat potong atau bahkan Rp100 hingga Rp125 ribu per ekor.

"Sekarang di pasar-pasar memang sudah mahal, ayam per potong empat bisa mencapai Rp80 ribu, bahkan ada yang sampai Rp125 ribu per ekor," ujarnya.

Meskipun permintaan tinggi, Iswan dan peternak lainnya menghadapi tantangan berupa harga pakan yang tidak stabil. Kenaikan harga pakan sering kali membuat biaya operasional meningkat drastis.

"Kesulitan kami para peternak ini adalah harga pakan yang tidak stabil. Jika ayam banyak, harga pakan naik tinggi. Jika ayam sedikit, harga pakan turun," keluhnya.

Ia mengungkapkan bahwa saat populasi ayam di kandangnya mencapai 1.000 ekor, ia bisa menghabiskan hingga 37 karung pakan dalam dua bulan, dengan total biaya mencapai Rp18,5 juta.

"Kalau ayam kosong, harga pakan bisa Rp450 ribu per karung. Tapi kalau ayam banyak, harganya naik jadi Rp500 ribu per karung," jelasnya.

Selain itu, para peternak juga menghadapi tantangan saat memasuki bulan Muharram, di mana harga ayam sering anjlok.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved