Human Interest Story

Meys Tahir Mahasiswa UNG Nyambi Kerja di Warung Makan Kota Gorontalo, Kuliah Bukan Halangan

Meys Tahir (21) warga Desa Tabongo, Kabupaten Bualemo, Gorontalo, merupakan mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo.

Editor: Fadri Kidjab
Mahasiswa Magang TribunGorontalo.com/Nurfiska K Rahman
MAHASISWA KERJA: Meys Tahir saat melayani pembeli di warung makan, Selasa (18/2/2025). Meys merupakan mahasiswa UNG yang bekerja di luar jam perkuliahan. 

TRIBUNGORONTALO.COM – Meys Tahir (21) warga Desa Tabongo, Kabupaten Bualemo, Gorontalo, merupakan mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo.

Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNG ini nyambi (kerja sampingan) di sebuah warung makan di Kota Gorontalo.

Warung makan itu terletak di depan kampus IV UNG.

Meys mengaku setiap hari harus membagi waktunya untuk pendidikan dan pekerjaan.

"Setiap Senin dan Selasa, saya fokus pada kuliah. Sementara itu saya bekerja pada jam 08.00 hingga 18.00," ungkap Meys Tahir saat ditemui Selasa (18/2/2025).

Namun Meys menambah porsi waktu bekerja ketika libur perkuliahan, yaitu mulai pukul 18.00 hingga 00.00 WITA.

Meys Tahir memiliki alasan yang kuat mengapa dirinya betah kuliah sambil bekerja. 

Ia mengaku ingin membiayai dirinya sendiri tanpa merepotkan orang tuanya. 

"Saya tidak ingin menambah beban orang tua saya, jadi saya memutuskan untuk bekerja dan membiayai kuliah saya sendiri," ungkap Meys Tahir.

"Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa mandiri dan tidak merepotkan orang tua saya," tambahnya.

Sebelum bekerja di warung makan tersebut, Meys Tahir sudah berkomitmen dengan pemilik warung bahwa jika ada tugas kuliah, ia tidak akan masuk bekerja. 

Baca juga: Indogrosir Gorontalo Banjir Pengunjung sebelum Grand Opening, Warga Rela Antre Berjam-jam demi Promo

"Saya sudah berkomitmen dengan pemilik warung bahwa tujuan utama saya merantau ke Gorontalo adalah untuk kuliah, bukan untuk bekerja. Bekerja hanya sebagai sampingan saja," ungkap Meys Tahir.

Gaji yang diterima Meys Tahir juga cukup memuaskannya. Ia diupah sebesar Rp35 ribu hingga Rp60 ribu per hari. 

"Gaji yang saya terima sudah cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, termasuk uang kos dan SPP," jelasnya.

Meys Tahir termotivasi untuk terus berusaha dan mencapai kesuksesan, "Perjuangan tak sia-sia, setiap tetes keringat akan membuahkan hasil yang manis." 

Ia berharap dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain yang ingin mencari pendapatan tanpa harus mengorbankan studi. (*)

 

(Reporter: Nur Fiska K Rahman/Mahasiswa Magang TribunGorontalo.com)
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved