Cap Go Meh Gorontalo

Sosok Rusli Cahyadi Mosi di Cap Go Meh Gorontalo, 7 Tahun jadi Tang Sin

Ribuan warga tumpah ruah menyaksikan rangkaian ritual budaya yang telah menjadi bagian dari tradisi Tionghoa, termasuk kehadiran sosok Tang Sin yang s

Penulis: Faisal Husuna | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
SOSOK TANG SIN - Rusli Cahyadi Mosi sosok yang telah menjadi Tang Sin selama 7 tahun perayaan Cap Go Meh di Gorontalo. (Faisal Husuna/TribunGorontalo.com) 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Puncak perayaan Cap Go Meh 2025 di Kota Gorontalo berlangsung meriah pada Rabu (12/2/2025).

Ribuan warga tumpah ruah menyaksikan rangkaian ritual budaya yang telah menjadi bagian dari tradisi Tionghoa, termasuk kehadiran sosok Tang Sin yang selalu dinanti-nantikan.

Di antara sorotan utama perayaan, ada satu nama yang tak asing lagi: Rusli Cahyadi Mosi, pria yang telah mengemban peran sebagai Tang Sin sejak tahun 2019.

Selama tujuh tahun berturut-turut, ia menjadi satu-satunya sosok yang menjalankan tugas sakral ini di Gorontalo.

Dalam tradisi Cap Go Meh, Tang Sin dipercaya sebagai medium antara manusia dan Dewa.

Peran ini bukan sekadar simbolik, tetapi juga membutuhkan kesiapan fisik dan spiritual.

Rusli memahami bahwa tugasnya bukan hal yang ringan.

"Pada awalnya, saya merasa cukup kesulitan. Menjadi Tang Sin membutuhkan disiplin tinggi, terutama dalam menjaga kesucian diri. Tapi seiring waktu, saya semakin terbiasa," ujarnya.

Sebagai bentuk persiapan, Rusli menjalani serangkaian ritual sebelum perayaan Cap Go Meh.

Ia mengontrol hawa nafsu, menjaga ucapan dan pikiran, serta melakukan meditasi rutin.

Pola makan pun dijaga ketat—hanya mengonsumsi sayur dan menghindari makanan tertentu seperti bawang putih.

"Saya juga tidur sendiri sebelum perayaan, untuk memastikan konsentrasi tetap terjaga," tambahnya.

Meskipun perannya begitu penting dalam perayaan Cap Go Meh, Rusli menegaskan bahwa ia tidak ingin diperlakukan istimewa.

Baginya, menjadi Tang Sin adalah bentuk pengabdian kepada leluhur dan kepercayaan yang ia junjung tinggi.

"Saya bersyukur bisa menjalankan tugas ini. Ini bukan tentang saya, tapi tentang tradisi dan keyakinan yang harus terus dilestarikan," katanya.

Rusli berharap kehadiran Cap Go Meh tak hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga mempererat hubungan antarsesama.

"Perbedaan suku, agama, dan keyakinan bukan penghalang bagi kita untuk hidup rukun. Semoga Cap Go Meh bisa membawa berkah dan mengajarkan kita pentingnya harmoni dalam kehidupan," tutupnya.

Perlu diketahui, perayaan Cap Go Meh 2025 di Kota Gorontalo berlangsung meriah dengan atraksi spektakuler dari naga yang tampak 'terbang' di tengah kota.

Ribuan warga yang memadati kawasan pusat kota dibuat takjub dengan aksi lincah para pemain barongsai dan naga yang meliuk-liuk di udara.

Atraksi ini menjadi salah satu daya tarik utama dalam parade Cap Go Meh yang dimulai dari Klenteng Tulus Harapan Kita di Jalan S. Parman, Kelurahan Biawao, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.

Naga yang dibawakan oleh tim atraksi profesional itu berwarna kuning dengan sedikit aksen merah, menciptakan pemandangan spektakuler di sepanjang rute parade.

Begitu gong berbunyi, barisan pertama yang terdiri dari marching band dan barongsai langsung bergerak.

Para pemain atraksi dengan lihai mengangkat tubuh naga ke udara, menciptakan ilusi bahwa makhluk mitologis tersebut benar-benar terbang di atas kerumunan penonton.

Suasana semakin meriah dengan alunan musik khas Cap Go Meh yang dimainkan oleh tim musik maching band.

“Luar biasa! Ini pertama kali saya melihat atraksi naga seperti ini di Gorontalo. Benar-benar menghibur dan membuat suasana semakin meriah,” ujar Rahmat, salah satu warga yang turut menyaksikan parade. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved