Berita Gorontalo
20.404 Warga Gorontalo Menganggur! Didominasi Lulusan SMA
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Gorontalo tercatat sebesar 3,13 persen, mengalami kenaikan sebesar 0,07 persen poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
Dalam beberapa tahun terakhir, kata Boby, terjadi fenomena yang cukup keliru.
Fenomena tersebut adalah angka pengangguran di Gorontalo membaik, jumlah pekerja formal justru mengalami penurunan.
Kondisi ini disebabkan oleh dua faktor utama, yakni meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan lemahnya daya serap sektor formal dalam menyediakan lapangan pekerjaan baru.
"Lemahnya daya serap sektor formal ini menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Gorontalo masih belum mampu mengimbangi peningkatan jumlah angkatan kerja," jelas Boby.
Selain itu, Bobby juga menyoroti tingginya angka pengangguran terdidik di Gorontalo.
Lulusan SMA dan perguruan tinggi menjadi kelompok paling rentan mengalami pengangguran, dengan tren yang terus meningkat.
Baca juga: TikTok Kembali ke App Store Apple dan Google Setelah Trump Tunda Larangan
"Peningkatan jumlah lulusan pendidikan tinggi tidak serta-merta sejalan dengan ketersediaan lapangan kerja yang sesuai. Ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dan dunia usaha," tambahnya.
Sebagai solusi jangka panjang, Boby menilai bahwa optimalisasi balai latihan kerja bisa menjadi strategi efektif dalam meningkatkan keterampilan pekerja, khususnya di sektor nonformal.
Dengan demikian, pekerja memiliki daya saing lebih tinggi dan peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik.
Terkait fenomena migrasi tenaga kerja keluar daerah, Boby melihatnya sebagai solusi sementara atas minimnya lapangan pekerjaan di Gorontalo.
"Migrasi ini justru bisa menjadi jalan keluar bagi tenaga kerja yang tidak terserap di daerah. Harapannya, mereka bisa mendapatkan pekerjaan di luar daerah dan secara tidak langsung membantu perekonomian keluarga di Gorontalo," pungkasnya.
Dengan berbagai tantangan yang masih dihadapi, Boby berharap diperlukan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih kuat dan inklusif di Gorontalo. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.