Destinasi Gorontalo
Bendung Lomaya Bone Bolango Gorontalo Dibangun Zaman Belanda Tahun 1912, Kini Masih Berdiri Kokoh
Pantauan TribunGorontalo.com di lapangan, Sabtu (8/2/2025) sejarah singkat dibangun irigasi ini ditulis dalam sebuah batu prasasti.
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGOROTALO.COM, Gorontalo -- Bendung Irigasi Lomaya yang terletak di Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo telah berdiri kokoh sejak tahun 1921.
Pantauan TribunGorontalo.com di lapangan, Sabtu (8/2/2025) sejarah singkat dibangun irigasi ini ditulis dalam sebuah batu prasasti.
Tertulis bahwa ini adalah bendung pertama di dunia dengan spek pasangan batu.
Dibangun tahun 1912, selesai tahun 1920 di masa penjajahan Belanda (VOC) dengan luas area irigasi 1332 Ha.
Baca juga: Ikan Coelacanth yang Hidup 150 Juta Tahun Sebelum Dinosaurus, Ditemukan di Gorontalo Utara
Sementara dalam batu juga dituliskan nama Desa Lomaya yang berarti swadaya.
Pada saat itu dikepalai oleh seorang Raja Bilatu yang bergelar Adat Garai atau dikenal oleh masyarakat dalam bahasa Gorontalo “Ta lo to Lomaya,” yang artinya putra terbaik yang berbakti untuk negeri.
Sejarah panjang irigasi dibangun oleh Belanda ketika masih berkuasa di Gorontalo.
Namun ada bukti yang cukup kuat untuk mengatakan bahwa Bendung ini telah berumur cukup.
Dengan adanya foto yang berasal dari tahun 1958, terlihat Letnan Jendral Gatot Subroto pernah mengunjunginya ketika pergolakan Permesta berlangsung di daerah ini.
“Bendung ini sudah dibangun memang sejak Belanda masih ada, tapi yang paling tau jelas soal sejarah ada beberapa tetua di Desa Lomaya dan Boidu, termasuk kepala desa kami,” ungkap Kepala Dusun (Kadus) Boidu, Yopin Djafar.
Selain itu katanya irigasi ini banyak memberikan manfaat untuk masyarakat, termasuk mengurai debit air ketika banjir.
“Jadi Bendung irigasi ini ada pengelolanya, kalau banjir biasa ditutup gerbang air, kadang juga dibuka,” jelasnya.
Diketahui Bendung Lomaya merupakan stasiun pengendali air yang dibuat di atas kontruksi beton yang memotong aliran Sungai Bone Bolango.
Kemudian pada salah satu sisi sudutnya dibuat pintu air berbentuk huruf L terbalik.
Lalu kaki pada huruf L terbalik merupakan pintu air berfungsi untuk menahan dan meningkatkan debit air pada permukaan sungai.
Baca juga: Nasi Bakar Mokoo, Tempat Makan Favorit di Gorontalo dengan Cita Rasa Istimewa
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.