Human Interest Story

Alasan Supardi Usman Banting Setir Usaha Besi Tua di Gorontalo, Padahal Pernah Sukses jadi Petani

Usaha yang baru ia geluti selama kurang lebih dua tahun itu berawal dari perjuangan yang terbilang singkat.

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Herjianto Tangahu, TribunGorontalo.com
PENJUAL BESI TUA: Supardi Usman Usman alias Danggu, Sabtu (8/2/2025). Supardi sukses membangun usaha besi tua, berawal dari gagalnya ia berkebun dan sempat diusir jualan dari kawasan Wisata Benteng Otanaha Kota Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Supardi Usman adalah pengusaha besi tua di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Usaha yang baru ia geluti selama kurang lebih dua tahun itu berawal dari perjuangan yang terbilang singkat.

Supardi mengaku dulunya ia berkebun cebe dengan sistem bedengan.

"Saya dulu kelompok tani, bahkan naik pesawat saya hanya karena profesi saya dulu," ujar Supardi, Minggu (8/2/2025).

Ia bahkan sering juara satu sebagai lahan percontohan, dan seringkali menerima penghargaan dari pemerintah.

Pria yang kerap disapa Danggu ini membudidayakan tanaman cabe, tomat dan pepaya.

Hanya karena masalah sengketa lahan, ia pun sering kali lupa merawat kebunnya.

"Dua tiga hari tidak dirawat, pasti rusak," tukasnya.

Akhirnya Danggu mulai putus asa meneruskan usaha kebunnya.

Alhasil ia pun banting stir buka usaha jualan di kawasan Benteng Otanaha.

Hanya berselang enam bulan, ia diusir dari untuk jualan di kawasan Benteng Otanaha.

"Akhirnya cuma berdiam diri di rumah. Istri saya tanya mau kembali berkebun, saya jawab tunggu dulu mau tenangkan fikiran," jelasnya. 

Namun tidak lama, ia mendapat tawaran sebagai supir besi tua. 

Ia kemudian tertarik karena melihat peluangnya besar. 

Sembari jadi supir, ia sedikit-sedikit juga menerima penjual sepeda bekas. 

Karena punya sedikit keahlian, sepeda tersebut ia perbaiki dan dijual dengan harga di atas. 

"Misalnya saya beli harga Rp 20 ribu, saya jual ulang harga Rp 150 ribu," rincinya. 

Awalnya pengambilan sepeda bekas baru beberapa unit saja, hingga akhirnya meningkat sampai ribuan unit. 

Ia kemudian fokus di usahanya dan berenti jadi supir. 

Berbekal relasi dengan tukang besi tua, ia dengan cepat mengembangkan usahanya. 

Usaha jual beli sepeda mulai redup dan Danggu fokus pada usaha besi tua. 

"Karena mulai kewalahan kerja sendiri akhirnya ajak orang. Sekarang sudah tujuh orang saya ajak," ucapnya. 

Usahanya terbilang cepat, dimulai dari tahun 2022 hingga saat ini masih eksis. 

Pengambilan besi tua bahkan sampai dari luar daerah seperti Buol dan Bolaang Mongondow Selatan. 

Awalnya penjualannya masih dalam daerah, namun kini permintaan juga berasal dari luar daerah. 

Ia rutin melakukan pengiriman ke kawasan Pelabuhan Gorontalo, setiap minggu dua kontener dengan total berat masing-masing antara 18-22 ton besi tua. 

Dari usahanya tersebut, ekonominya mulai meningkat hingga bisa membeli sejumlah kendaraan. 

"Sudah bisa beli rumah, nikahkan anak dan beli beberapa unit kendaraan," ujarnya penuh syukur. (*/Jian) 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved