Ikan Purba di Gorontalo

Ikan Purba Coelacanth Ditemukan di Gorontalo Utara, Diduga Sedang Hamil

Penemuan ini menarik perhatian para peneliti, baik lokal maupun internasional, karena ikan tersebut diketahui merupakan spesies langka dan dilindungi.

|
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Peneliti
Peneliti tengah mengukur panjang ikan Coelacanth yang ditemukan di Gorontalo Utara. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo UtaraSeekor ikan purba jenis Coelacanth berhasil ditemukan oleh seorang nelayan asal Desa Imana, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara.

Penemuan ini menarik perhatian para peneliti, baik lokal maupun internasional, karena ikan tersebut diketahui merupakan spesies langka dan dilindungi.

Nelayan bernama Oskar Kaluku menemukan ikan ini pada Rabu, 15 Januari 2024, sekitar pukul 15.00 WITA.

Menurut keterangan dari keponakannya, Salha Kaluku, ikan ini pertama kali terlihat bermain di sekitar perahu Oskar saat ia melaut sendirian.

“Saya kaget karena ikan ini tidak pernah saya lihat sebelumnya. Saya mencoba mengaitkan alat pancing, tetapi sempat patah karena beratnya. Setelah beberapa menit, ikan itu kembali mendekat dan akhirnya saya berhasil mengangkatnya ke perahu,” ujar Oskar melalui Salha, Minggu (19/1/2025).

Berat 41 Kilogram dan Viral di Media Sosial

Setelah berhasil ditangkap, ikan seberat 41 kilogram itu dibawa pulang dalam keadaan hidup. Oskar awalnya mengira ikan tersebut merupakan jenis ikan mahal, seperti ikan batu. Namun, warga desa, termasuk yang sudah lanjut usia, tidak ada yang mengenali jenis ikan ini.

Ikan ini kemudian diposting di media sosial oleh warga yang penasaran. Unggahan tersebut menjadi viral dan menarik perhatian seorang peneliti dari Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado.

Peneliti Datang dan Bawa Ikan untuk Diteliti

Pada Kamis, 16 Januari 2025, sekitar pukul 06.00 WITA, tiga orang peneliti dari UNSRAT tiba di Desa Imana untuk memeriksa ikan tersebut.

Mereka menyatakan bahwa ikan ini merupakan spesies Coelacanth yang langka dan dilindungi. Peneliti juga menemukan bahwa ikan ini sedang dalam keadaan hamil.

“Peneliti mengatakan bahwa ikan ini tidak boleh diperjualbelikan karena termasuk hewan yang dilindungi. Kami sempat bingung mau diapakan ikan ini, bahkan sempat terpikir untuk membuangnya sebelum tahu pentingnya ikan ini,” jelas Salha.

Peneliti UNSRAT membawa ikan tersebut untuk diawetkan dan diteliti lebih lanjut.

Mereka juga menyebutkan bahwa peneliti dari Amerika Serikat akan mengunjungi lokasi penemuan dalam waktu dekat untuk keperluan penelitian tambahan.

Peneliti yang terdiri dari tiga orang, dua di antaranya diduga pasangan suami-istri, berbicara menggunakan bahasa yang terdengar seperti bahasa Jepang.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved