Tribun Podcast

FULL Wawancara Eksklusif Gubernur Terpilih Gorontalo Gusnar Ismail : Gebrakan Sang Pemimpin

Gubernur terpilih Gorontalo Gusnar Ismail dalam  Tribun Podcast bertajuk Gebrakan Sang Pemimpin dipandu Manajer Konten TribunGorontalo.com di kediaman

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Ponge Aldi
Tangkapan Layar YouTube TribunGorontalo.com
Gubernur terpilih Gorontalo Gusnar Ismail dalam  Tribun Podcast bertajuk Gebrakan Sang Pemimpin dipandu Manajer Konten TribunGorontalo.com di kediamannya, Jalan Brigjen Piola Isa, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo yang tayang tayang Youtube dan Facebook TribunGorontalo.com pada Kamis (15/01/2025) sore 

Konektivitas ini menjadi arteri dan aksesibilitas strategi agar wisata luar daerah bahkan nasional bisa tertarik dan berkunjung ke Gorontalo. 

Kemudian adalah menyiapkan fasilitas dengan pengembangan lokasi wisata itu sendiri. 

Tribun : Pak Gubernur, Gorontalo ini dari sektor peternakan terutama sapi saat ini rutin melakukan ekspor ke berbagai daerah. Apakah ke depan akan ada inovasi atau pengembangan? 

Gusnar Ismail : Saya lihat data statistik, industri Gorontalo masih sangat rendah. 

Apa yang kita produksi ekspor selalu dalam bentuk mentah seperti jagung dan sapi hidup. 

Seperti ternak sapi, kita berencana membangun rumah potong hewan, sehingga sapi tidak lagi dikirim dalam kondisi hidup. 

Hal ini juga sejalan dengan program nasional yakni hilirisasi dan industrialisasi. 

Namun memang kita harus butuh investor untuk mendukung program-program ini.

Begitupun dengan jagung, kita harus ada industri pengelolaannya juga. 

Tribun : Pak Gubernur, bagaimana bapak melihat posisi Gorontalo yang dekat dengan ibu kota negara? 

Gusnar Ismail : Memang secara geografis kita dekat. Posisi strategis ini nanti akan mendorong ekspor ke IKN. Pelabuhan harus beroperasi maksimal, karena itu yang menjadi penunjang utama. 

Namun yang jadi pertanyaan apa yang mau kita muat ke sana? Sehingga saya bilang tadi seperti sapi dan jagung itu kita harus sudah siap. 

Tribun : Pak Gubernur, bagaimana rencana bapak agar Gorontalo keluar dari posisi lima provinsi termiskin?. 

Gusnar Ismail : Yang pertama adalah manajemen kolaborasi antara pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. 

Misalnya daerah harus mendorong program-program pengentasan kemiskinan, itu harus sejalan dengan program pusat termasuk provinsi. 

Kemudian, kita harus mementakan angka kemiskinan sesuai kondisi di lapangan, siapa yang miskin dan apa yang mereka butuhkan.

Upaya selanjutnya adalah fokus, pemberantasan kemiskinan jangan hanya slogan saja tapi agendanya hanya rapat, itupun diluar daerah.

Rapat diluar daerah akan dikurangi, karena uanganya justru mengalir keluar, padahal kita punya fasilitas di sini. 

Kita berhadap kegiatan nasional dibuat di Gorontalo, tapi kegiatan kita disini justru dibuat di luar daerah. 

Kalau kegiatan nasional dilaksanakan di Gorontalo, maka perputaran uang akan lebih banyak juga di sini. 

Tribun : Pak Gubernur sempat menyinggung soal kolaborasi dengan pemerintah daerah, bagaimana cara bapak berkolaborasi dengan kepala daerah berbeda partai pengusung dengan bapak?

Gusnar Ismail : Saya bukan soal berbeda pantai pengusungnya, tapi kepala daerah yang terpilih ini adalah orang-orang yang punya pengalaman. 

Saya yakin dan percaya tidak akan ada pertentangan, mereka berpengalaman insyaallah akan lebih mudah berkolaborasi. 

Tribun : Gorontalo kaya dengan sumber daya alam (SDA) khsusus pertambangan sendiri, bagaimana rencana bapak? 

Gusnar Ismail : Yang jelas kita akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah. 

Pada intinya pertambangan yang tidak memiliki izin itu harus berizin, tambang juga bisa mendorong PAD, yang jelas muaranya untuk kesejahteraan rakyat. 

Tribun : Pak Gubernur, jelang pelantikan apakah bapak sudah pesan seragam, sepatu dan lain-lain? 

Gusnar Ismail : Sudah, kemarin sudah saya telefon, sudah dipotong/gunting dan lain-lain, Insya Allah sudah. 

Keseharian saya ya seperti ini, olahraga pagi hanya jalan, kemudian melayani para tamu. 

Tribun : Sebelum maju di pilkada, bapak sebagai dosen di Lemhanas, bepak kemudian mundur padahal tidak diwajibkan, apa yang ingin bapak ajarkan di sini? 

Gusnar Ismail : Saya saya ingin sampaikan itu, ketika saya mau maju saya harus memenuhi semua ketentuan. 

Yang saya pahami ketika mau maju harus mengundurkan diri dari jabatannya, termasuk jabatan-jabatan dimana ia menerima intensif. 

Terlepas dari ketentuan teknis lainnya, Lemhanas ini adalah lembaga strategis, sehingga saya mengajukan surat pengunduran. 

Meski tidak dipersyaratkan, tapi ada perspektif yang berada, sehingga saya menjaga itu untuk menjaga independensi Lemhanas. 

Namun ketika sewaktu-waktu diperlukan sebagai narasumber, saya pasti ke sana. 

Tribun :  Seiring berjalannya waktu perkembangan sosial media makin pesat, bagaimana tanggapan bapak jika menerima kritikan-kritikan di media sosial? 

Gusnar Ismail : Silahkan saja, itu masukan bagi kami dan saya pikir itu normal saja sepanjang itu yang baik-baik. 

Memang ada narasi-narasi yang tidak baik, jadi kita harap maklum saja. 

Nanti kita juga akan mengembangkan kebijakan publik yang melibatkan sejumlah pihak sebelum suatu regulasi keluar.

Setiap kebijakan paling tidak dikaji dan didiskusikan dulu dengan masyarakat, perguruan tinggi, wartawan, pemerintah. 

Jangan dulu langsung diambil kebijakan, lempar dulu ke masyarakat, buka kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan pendapatnya. 

Tribun : Terkahir pak, apa pesan bapak kepada Tribunners yang ada di Gorontalo? 

Gusnar Ismail : Saya kira memberikan pemikiran yang baik di status sosial media facebook Instagram, namun harus bijaksana menggunakan media sosial. 

Tidak saja dalam konteks pelanggaran hukum, tetapi yang produktif, nyanyi-nyanyi boleh tetapi produktif. Kita berdiskusi dengan muatan (edukasi) sehingga kita saling mencerahkan. (*/Jian).

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved