Berita Viral
Pesta Berujung Tragedi, Orangtua Tewas tertembak di Acara Ulang Tahun, Sang Anak Jadi Yatim Piatu
Saat pesta perayaan ulang tahun sedang berlangsung, orangtua dari anak yang berulang tahun tewas tertembak. Sang anak pun langsung menjadi yatim piatu
TRIBUNGORONTALO.COM -- Sebuah tragedi berujung maut terjadi di acara perayaan ulang tahun di Tahiland.
Saat pesta perayaan ulang tahun sedang berlangsung, orangtua dari anak yang berulang tahun tewas tertembak.
Sang anak pun langsung menjadi yatim piatu di hari ulang tahunnya.
Sebuah pesta ulang tahun di Thailand berujung tragedi.
Pasangan suami istri atau pasutri tewas saat rayakan ulang tahun anak mereka.
Mereka tertembak saat perayaan di sebuah restoran.
Sang anak pun juga terluka.
Baca juga: Gegara Cemburu , Pria di Sukabumi Siram Air Keras ke Istri dan Kedua Anak Tirinya
Dilansir dari sanook.com, Sabtu (28/12/2024) via TribunMedan, sekitar pukul 10 malam pada 22 Desember 2024, dilaporkan sebuah insiden.
Seorang pria bersenjata menggunakan pistol menembaki sebuah kedai sup nasi di Hat Yai, Provinsi Songkhla, Thailand.
Insiden tragis itu menyebabkan 2 orang tewas dan 3 orang luka-luka.
Setelah menerima laporan, polisi bergegas ke tempat kejadian perkara.
Mereka menemukan 8 selongsong peluru berukuran 9mm yang tersebar di seluruh restoran.
Ada satu korban tewas, diidentifikasi sebagai Sitthiphong (48), tertembak di kepala dan meninggal di tempat kejadian.
Di rumah sakit, korban tewas lainnya diidentifikasi sebagai Orachan (45), tertembak di kepala.
Keduanya adalah pasangan suami istri.
Baca juga: Hendak Bayar Upah Ibu Syok Kepergok Anak Berusia 7 Tahun Dicabuli Seorang Pria di Kamar Kos
Putri mereka yang berusia 12 tahun terluka di bagian kepala.
Mereka semua sedang merayakan ulang tahun sang anak di restoran tempat kejadian.
Phawana (46), pemilik restoran, juga tertembak di bagian kepala.
Korban lain bernama Suriya (42) terluka di lengan kanan dan dibawa ke Rumah Sakit Hat Yai.
Pelaku diidentifikasi sebagai Akkaraphon (50), seorang anggota korps pertahanan sukarelawan dari Distrik Hat Yai.
Setelah kejadian tersebut, dia menyerahkan diri ke Kantor Polisi Hat Yai.
Saksi mata awalnya menyatakan bahwa pelaku datang ke toko sendirian.
Dia memesan minuman keras sebelum berjalan keluar untuk merokok di pinggir jalan.
Kemudian, pelayan di restoran tersebut datang untuk membersihkan meja tanpa mengetahui bahwa dia belum selesai minum.
Hal ini membuat pelaku tidak senang.
Baca juga: Pesawat Jeju Air Meledak di Bandara Muan Korea Selatan, 28 Orang Dikabarkan Tewas
Dia kemudian bertengkar dengan pemilik restoran dan pelayan.
Setelah itu, dia pergi dari restoran tersebut.
Namun, beberapa saat kemudian, dia kembali lagi dan berdebat dengan pemilik restoran.
Setelah itu, dia mengeluarkan pistol dan menembaki seisi kedai hingga ada yang terluka dan meninggal.
Pelayan mengatakan bahwa pelaku telah minum dan kemudian pergi.
Dia salah paham bahwa tagihan pria itu telah dibayar dan dia pergi untuk membersihkan meja.
Anak laki-laki itu mengatakan bahwa dia dan keluarganya datang untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-12.
Dia melihat pelaku dan pemilik toko bertengkar.
Keluarganya tidak tahu apa-apa tentang hal itu.
Baca juga: Geger, Mahasiswa UPI Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Lantai 2 Gedung Gymnasium
Polisi menginterogasi pelaku secara menyeluruh dan meninjau kembali rekaman kamera pengawas di lokasi kejadian.
Polisi menghabiskan waktu semalaman untuk menginterogasi tersangka, Akkaraphon.
Dia didakwa dengan tuduhan pembunuhan yang disengaja, percobaan pembunuhan, dan membawa senjata tanpa izin.
Selain itu, polisi juga menyita 12 barang bukti lainnya.
Ditemukan senjata api yang digunakan dalam insiden tersebut, tiga peluru, pakaian, serta sepeda motor yang digunakan dalam insiden tersebut.
Barang bukti lainnya juga disita untuk diproses secara hukum.
Kamera pengawas yang berada di depan toko menunjukkan adanya keributan di depan toko.
Setelah itu, pelaku berjalan ke jalan dan berbalik untuk mengeluarkan pistol.
Dia kemudian mulai menembak hingga ada orang yang terluka dan tewas.
Dalam kasus lain, Gafur, seorang pria yang merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia bernasib pilu.
Pria berusia 40 tahun itu tewas setelah diduga menjadi korban penembakan saat bekerja di perkebunan sawit di wilayah Malaysia Timur, Senin (29/7/2024).
Baca juga: Lansia Ditemukan Tewas di Rumah, Tubuh Sudah Penuh Belatung
Gafur merupakan pekerja migran Indonesia asal Dusun Cengok, Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Direktur Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI), Roma Hidayat mengatakan, ada sejumlah luka diduga bekas tembakan yang ada pada tubuh Gafur.
"Memang ada 7 (diduga) luka tembak," terang Roma saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (1/8/2024).
Roma mengatakan, informasi tersebut didapat dari rekan korban sesama pekerja migran di Malaysia.
Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil otopsi resmi dari rumah sakit dan otoritas setempat.
"Saat ini masih menunggu hasil otopsi resmi dari polisi di Malaysia dan rumah sakit di sana. Hasil otopsi masih belum (keluar)," kata Roma, melansir dari Kompas.com.
Roma menjelaskan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari teman-teman korban di Malaysia, kejadian ini terjadi pada Senin (29/7/2024) saat korban akan pergi bekerja menuju ke kebun sawit.
Kasus dugaan penembakan tersebut saat ini tengah ditangani oleh pihak berwajib di Malaysia.
Akibat kejadian tersebut, teman-teman korban saat ini merasa takut keselamatannya terancam.
"Yang dikhawatirkan itu soal keamanan teman-teman," kata Roma.
Baca juga: Hendak Mencuri Kabel PLN, Pemulung di Tangerang Ini Malah Tewas Tersengat Listrik
Roma menceritakan, malam sebelum meninggal dunia, Gafur sempat melakukan video call dengan anak keduanya yang berusia 8 bulan.
"Ya malam sebelum kejadian, malam Senin sebelum tidur mereka video call," kata Roma.
CA, anak kedua Gafur yang masih berusia 8 bulan, sudah ditinggal ayahnya merantau ke Malaysia sejak masih di dalam kandungan.
Gafur berangkat ke Malaysia menjadi buruh migran sudah keempat kalinya, terakhir dia berangkat sekitar 9 bulan lalu saat istrinya tengah hamil anak kedua.
"Keluarga ingin supaya (jenazah) dipulangkan," kata Roma.
Sementara itu, Kepala BP3MI NTB, Noerman Adhiguna mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu informasi dari perwakilan RI di Malaysia.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan keluarga korban dan menyampaikan informasi ke pemerintah pusat Kemenlu dan Perwakilan RI di Malaysia.
"Update tadi di perwakilan juga masih ditangani. Kita masih menunggu, info kita dapat karena peluru nyasar yang mengenai dirinya, kita masih menunggu hasil koordinasi perwakilan di Malaysia dengan pihak aparat setempat di sana," kata Noerman.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.