Berita Viral
Ditinggalkan Orangtua Berjualan, Sang Kakak Mutilasi Adiknya dan Dibuang di Tong Sampah
Kakak berinisial KK (21) ini tak hanya menghabisi nyawa namun juga memutilasi badan adiknya Setelah melakukan perbuatan keji itu, dia membuang jasad
Pada penderita retardasi mental, otak tidak berkembang dengan optimal atau rusak akibat kondisi tertentu.
Retardasi mental sendiri dibagi berdasarkan keparahannya, yaitu ringan, sedang, berat, dan sangat berat.
Apakah orang dengan gangguan retardasi mental bisa sembuh?
Baca juga: Hamish Daud, Suami Raisa Viral di X, Diduga Lakukan Pelecehan pada Mantan Karyawan
Penderita retardasi mental ringan sampai sedang mungkin masih bisa dilatih untuk mengatasi keterbatasannya.
Meski begitu, semua penderita retardasi mental tetap membutuhkan banyak waktu dan bimbingan yang melibatkan banyak pihak untuk membiasakan diri melakukan aktivitas sehari-hari secara normal.
Penyebab dan Faktor Risiko Retardasi Mental
Retardasi mental terjadi akibat gangguan pada perkembangan otak.
Akan tetapi, pada kasus tertentu, penyebab retardasi mental tidak diketahui secara pasti.
Retardasi mental ini merujuk pada rendahnya kemampuan Emotional Quotient (EQ) bukan IQ atau Intellectual Quotient.
EQ atau Emotional Quotient adalah kecerdasan manusia yang merujuk pada pendekatan emosional.
Sementara, IQ atau Intellectual Quotient merupakan kecerdasan manusia yang merujuk pada intelektual, logika dan angka.
Sebagian orang yang memiliki IQ tinggi cenderung mahir dalam akademis dan mendapatkan nilai-nilai tes yang bagus.
Selain itu, tipe orang seperti ini mampu untuk hidup sukses secara individual.
Baca juga: Viral Bocah 3,5 Tahun Terperosok di Selokan saat Hujan-hujanan, Hingga Kini Belum Ditemukan
Berbeda dengan EQ yang memanfaatkan kemampuan emosional.
Seseorang dengan EQ tinggi cenderung mahir dalam melakukan pendekatan emosional kepada orang lain.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.