Longsor Kelurahan Botu Gorontalo

Sebagian Besar Wilayah Kelurahan Botu Gorontalo Tak Layak untuk Permukiman, Rawan Longsor

Wilayah ini memiliki kemiringan di atas 35 persen, yang menurut regulasi seharusnya diperuntukkan sebagai kawasan konservasi, ruang terbuka hijau (RTH

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Herjianto Tangahu, TribunGorontalo.com
Titik koordinat longsor Kelurahan Botu, Gorontalo, dilihat menggunakan satelit. 

“Pindah memang bukan keputusan mudah bagi masyarakat. Namun, memahami risiko dan mengambil langkah pencegahan seperti menghindari aktivitas di luar rumah saat hujan deras adalah tindakan yang sangat penting,” kata Sri.

Tragedi di Kelurahan Botu ini diharapkan menjadi pelajaran bagi pemerintah Kota Gorontalo untuk memperbaiki tata kelola permukiman dan kawasan konservasi.

Penataan ulang kawasan rawan bencana, pengawasan pembangunan, serta upaya mitigasi bencana seperti penanaman vegetasi di lereng harus menjadi prioritas demi mencegah kejadian serupa di masa depan.

“Jika tata kelola tetap diabaikan, potensi longsor akan terus meningkat dan membahayakan lebih banyak jiwa,” tutup Sri.

Rumah milik korban longsor, Megawati Kajuju (35) dan Abdurrahman Daud (35), rusak berat (17/12/2024). 

Pantauan TribunGorontalo.com,  mengalami kerusakan parah hingga sebagian besar bangunannya ambruk ke tebing.

Longsor yang terjadi di Kelurahan Botu, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo, pada Selasa dini hari (17/12/2024), meninggalkan pemandangan yang memprihatinkan di lokasi kejadian. 

Berdasarkan pantauan di lapangan, rumah tersebut terletak tepat di bibir Sungai Bone, area yang diketahui rawan longsor akibat pengikisan bantaran sungai.

Bagian belakang rumah, yang menjadi lokasi utama pengikisan, runtuh sepenuhnya ke dasar tebing setinggi lima meter.

Material bangunan berupa beton, kayu, dan atap rumah tampak berhamburan di dasar tebing.

Hanya sedikit bagian rumah yang tersisa, yaitu area depan, termasuk kamar anak-anak korban.

Ketiga anak korban yang saat kejadian berada di kamar tersebut berhasil selamat.

Meski begitu, kondisi di sekitar rumah menunjukkan tingkat kerusakan yang parah, dengan perabotan rumah tangga tersebar di lokasi longsor.

Petugas telah memasang garis polisi di sekitar rumah untuk membatasi kerumunan warga yang ingin mendekati lokasi kejadian.

Langkah ini dilakukan guna menjaga keamanan dan memudahkan proses investigasi serta penanganan lebih lanjut.

Selain itu, bagian atap rumah yang berada di depan masih terlihat menggantung di bagian reruntuhan, sementara atap di sisi belakang rumah ambruk sepenuhnya.

Warga sekitar turut prihatin melihat kondisi rumah korban yang kini tak lagi layak huni.

Longsor ini terjadi akibat intensitas hujan tinggi yang mengguyur Kota Gorontalo sejak sore hari sebelumnya. (*)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved