Berita Viral

Warga 1 Kampung di Tembalang Berangkat Umroh usai Nabung Selama 7 Tahun, Mulai Nabung 2017

Satu kampung di Semarang berhasil berangkat umroh bersama. Sejak tahun 2017, mereka konsisten mengumpulkan uang

KOMPAS.com/ Sabrina Mutiara
Warga kelurahan Tembalang, Semarang berangkat umrah bareng 

Dia mengungkapkan, pemberangkatan umrah secara bersama-sama pada tahun ini merupakan periode kedua yang dilakukan warga Desa Genukwatu.

Pada 2023, sebut dia, sebanyak 55 orang dari beberapa dusun di Desa Genukwatu juga berangkat umrah bersama-sama.

Sudirman menuturkan, ide untuk berangkat umrah bersama-sama awalnya berupa candaan.

Saat itu, dia bersama puluhan warga melakukan perjalanan ke Jawa Tengah untuk ziarah ke makam salah satu wali dari Walisongo.

Sudirman yang kala itu masih menjabat sebagai Kepala Desa Genukwatu dan ikut dalam rombongan, diminta untuk menyampaikan sambutan.

Dalam sambutannya kala itu, Sudirman mengajak para peziarah Walisongo berdoa agar nantinya juga bisa berangkat umrah secara bersama-sama.

Namun, candaan Sudirman rupanya diamini para peziarah.

Baca juga: Gusnar Ismail Identifikasi Jenis Hiu Viral Dijual di TPI Gorontalo, Bukan Spesies Dilindungi

Mereka pun berdoa bersama agar rombongan itu bisa berangkat ke Tanah Suci secara bersama-sama.

"Waktu itu sebenarnya bercanda, tetapi semua waktu itu mengamini. Itu (berziarah) pada 2017," kata Sudirman.

Sepulang ziarah makam Walisongo, candaan untuk berangkat umrah secara bersama-sama masih terkenang di pikiran masing-masing peziarah.

Menurut Sudirman, karena tinggal di desa yang sama dan sering ketemu, gagasan untuk bisa berangkat umrah bareng-bareng makin menguat.

"Awalnya memang bercanda, tetapi kemudian banyak yang bertanya gimana caranya bisa umrah bareng-bareng," ujar dia.

Dari perbincangan ke perbincangan, ungkap Sudirman, muncul ide untuk membuka tabungan haji dan umrah bagi warga Desa Genukwatu, khususnya yang rutin mengikuti rombongan ziarah Walisongo.

Tercetusnya gagasan membuka tabungan haji dan umrah, terinspirasi dari penggalian dan pengelolaan dana santunan anak yatim yang telah berlangsung sejak 2012 di Desa Genukwatu.

Di Desa Genukwatu, tutur Sudirman, donasi dari warga setiap bulan bisa mencapai Rp 10 juta hingga Rp 12 juta.

Halaman
1234
Sumber: TribunJatim
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved