TribunUMKM

Hoya Kopi Hadirkan Konsep Street Coffee ala Kemping di Bawah Pohon Rindang di Gorontalo

Memadukan hobi kemping dengan konsep street coffee, ia mendirikan "Hoya Kopi" dengan nuansa outdoor di bawah pohon-pohon rindang, menciptakan suasana

|
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Nur Ainsyah Habibie, TribunGorontalo.com
Potret gerobak Hoya Kopi di kawasan Tugu Adipura Bone Bolango, Senin (4/11/24). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo Saiful Mantu (33), warga Huangobotu, Dungingi, Gorontao, sukses menarik perhatian dengan bisnis kopinya yang unik.

Memadukan hobi kemping dengan konsep street coffee, ia mendirikan "Hoya Kopi" dengan nuansa outdoor di bawah pohon-pohon rindang, menciptakan suasana santai dan alami.

Berbekal gerobak, kursi lipat, dan meja portabel, Hoya Kopi menawarkan pengalaman ngopi berbeda di depan Indomaret kawasan Tugu Adipura Bone Bolango.

Saiful mengungkapkan bahwa konsep Hoya Kopi lahir dari kecintaannya pada aktivitas kemping. 

“Biasanya kalau ngopi saat kemping itu pakai kursi portable begini, jadi saya ingin menghadirkan pengalaman yang serupa untuk warga Gorontalo,” ujar Saiful kepada TribunGorontalo.com, Senin (4/11/24).

Hoya Kopi menawarkan berbagai pilihan minuman kopi dengan harga yang ramah kantong.

Menu andalan seperti "Hoyakopi" yang hanya dibanderol Rp 10 ribu menjadi favorit banyak pelanggan.

Selain itu, ada Es Kopi Karamel seharga Rp 13 ribu, Kopi Brown Sugar dengan harga Rp 12 ribu, serta Coconut Coffee yang menawarkan sentuhan rasa kelapa dengan harga Rp 13 ribu.

Tak hanya kopi, Hoya Kopi juga menyediakan pilihan minuman non-kopi seperti Hoyachocho dan Hoyamatcha dengan harga Rp 12 ribu, cocok bagi pelanggan yang menginginkan minuman manis tanpa kafein.

Konsep kemping ini sukses menarik perhatian masyarakat, terlebih dengan harga yang bersahabat namun tetap menjaga cita rasa.

“Dengan harga segitu, masyarakat bisa menikmati kopi berkualitas di tengah suasana alam,” tambahnya.

Saiful yang sebelumnya sempat menjalankan warung kopi (warkop) Hoya Kopi di Jl Hb Jassin pada 2020 terpaksa menghentikan usaha tersebut akibat pandemi dan aturan PSBB. 

Namun, semangatnya tak surut.  Kini, dengan modal awal Rp 7 juta, ia kembali membuka usaha dengan konsep lebih fleksibel dan hemat biaya.

“Kalau dulu, di warkop harus ada 24 karyawan dengan pengeluaran harian mencapai Rp 4-5 juta. Sekarang, cukup dengan satu karyawan menjaga booth dan biaya operasional lebih terjangkau,” jelas Saiful.

Kini, Hoya Kopi juga menawarkan konsep waralaba. Mulai Rabu mendatang, Saiful akan membuka tiga gerobak baru dengan konsep street coffee berbeda-beda.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved