Tribun Podcast

Cerita La Ode Haimudin Sosok Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Masa Kecil hingga Karier Politik

La Ode Haimudin saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo periode 2024-2029.

|
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com
La Ode Haimudin (kemeja putih) dalam acara Podcast Parlemen di Studio TribunGorontalo.com, Jumat (25/10/2024). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – La Ode Haimudin saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo periode 2024-2029.

Puluhan tahun berkecimpung di dunia politik, tidak banyak yang tahu kisah perjuangan dari politisi senior PDI Perjuangan ini.

Kisah masa kecil hingga karier politik La Ode Haimudin diceritakan dalam podcast TribunGorontalo.com, Jumat (25/10/2024).

Program Podcast Parlemen ini dipandu oleh jurnalis TribunGorontalo.com, Herjianto Tangahu.

Masa Kecil

La Ode lahir di Kecamatan Lawa, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada tahun 1965.

Masa kecil ia habiskan dengan membantu orang tuanya berdagang.

Setelah lulus SMP ia memilih sekolah di pusat ibukota, SMAN I Kendari, dan tinggal bersama seorang supir koperasi.

"Sebenarnya ada keluarga saya yang punya kelebihan ekonomi, tapi saya tidak memilih tinggal di tempat itu," ujar La Ode mengawali kisahnya.

Meskipun sudah mendapat pendidikan yang lebih maju, ia masih mengaku, kehidupannya masih sangat sederhana. 

Setiap hari ia harus menimba air di kawasan pemukiman, untuk selanjutnya dipikul menuju tempat tinggalnya yang berada di lereng pegunungan. 

Sebagai perantau di Ibu kota, La Ode tekun belajar hingga beberapa kali ia mendapat rengking satu. 

Prestasi itu yang membawanya mendapat akomodasi ke Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan bebas tes, tahun 1984. Saat itu usianya sudah menginjak 20 tahun. 

Ada delapan orang yang mendapat kesempatan itu, satu di antaranya adalah La Ode. 

Anak ketiga dari enam bersaudara ini sedari kecil sudah ditanamkan nilai-nilai pendidikan oleh orang tuanya. 

"Dari kita enam orang bersaudara, lima orang jadi sarjana," bebernya. 

Di IPB, ia hanya mendapat kiriman dari orang tuanya sebesar Rp 75 ribu setiap dua bulan. 

Hidup jauh dari keluarga membuat La Ode, berusaha menginventaris seluruh mahasiswa Sulawesi Tenggara yang kuliah di IPB. 

"Dan itu menjadi cikal bakal berdirinya Ikatan Mahasiswa Sulawesi Tenggara di Bogor, dan saya pendirinya," kata La Ode. 

Jauh dari orang tua membuat La Ode harus mencari penghasilan sendiri.

La Ode mengungkapkan ia sempat ngojek dan membuka les privat untuk menambah uang demi kebutuhannya. 

Jelang waktu prosesi wisuda, La Ode tak mengikuti kegiatan tersebut. 

Ia memilih untuk menerima tawaran kerja di Kalimantan dari salah satu perusahaan kayu. 

"Pokoknya saya menyelesaikan proyek itu kurang lebih selama enam bulan," imbuhnya. 

Baca juga: BREAKING NEWS: Kadis PUPR dan Panitia Gorontalo Half Marathon Dipolisikan Peserta Lari

Awal Karier

Setelah dari Kalimantan, ia kembali ke Jakarta, sebelumnya akhirnya menerima lagi tawaran kerja di Gorontalo. 

Dari sinilah awal cerita keluarga, dan kehidupan politik La Ode dimulai. 

Ia mempersunting seorang perempuan dari Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo. 

Butuh waktu panjang bagi La Ode untuk naik posisi dari sebelumnya tenaga teknis, menjadi kepala cabang. 

Hingga akhirnya tahun 1996, ia diangkat menjadi kepala cabang di Manado, yang tupoksinya mengatur segala urusan administrasi. 

Di Manado, La Ode mengaku gejolak politik saat itu sangat tinggi, terutama memasuki era reformasi. 

Kendati begitu, ia menyebut tak ada sama sekali kepikiran untuk terjun ke dunia politik. 

Bahkan beberapa kali ia dipanggil oleh tokoh-tokoh besar politik Sulawesi Utara dari Partai PDI Perjuangan. 

"Saya tidak pernah berfikir menjadi anggota DPRD Demi Allah, hanya karena hobi makannya sumber daya yang saya miliki, saya kerahkan untuk politik," jelasnya. 

Beberapa tahun kemudian yang mengikrarkan diri untuk terjun total ke dunia politik. 

Bukan tanpa alasan, La Ode berempati ada keluhan-keluhan masyarakat yang aspirasinya tidak didengar oleh para pejabat. 

"Termasuk dulu di IPB pendalaman soal agama itu kuat sekali, apalagi membela kaum-kaum duafa," timpalnya. 

Tahun 2000, La Ode diamanahkan menjadi Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Boalemo. 

Saat ini, ia La Ode kembali menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Gorontalo sebagai petahana. Bukan itu saja, ia bahkan mendapat amanah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo

Rentetan pencapaiannya itu ia peroleh bukan dengan jalan yang instan. 

Ada perjuangan dan air mata yang menjadi saksi perjalanan penjangnya. 

Lahir dari desa di sebuah pulau di Sulawesi Tenggara, menimba Ilmu di IPB dan melanglang buana ke sejumlah daerah, hingga akhirnya memilih menetap di Gorontalo.

Simak perjalanan karier La Ode Haimudin selengkapnya di Tribun Podcast


(TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved