Human Interest Story
Mas Gun Pria Jember Ungkap Alasan Jualan Pangsit di Gorontalo, Rindu jadi Tantangan
Mas Gun (35) penjual pangsit di Kabupaten Gorontalo menceritakan motivasinya merantau ke luar daerah.
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Mas Gun (35) penjual pangsit di Kabupaten Gorontalo menceritakan motivasinya merantau ke luar daerah.
Ia berasal Jember, Kecamatan Kaliwates, Jawa Timur. Kini genap dua tahun Mas Gun berjualan pangsit.
Gun memberanikan diri merantau ke luar daerah karena faktor ekonomi.
"Saya merantau karena tidak punya pekerjaan di Jawa, apalagi saya punya anak dan istri yang harus saya hidupi," ungkapnya saat ditemui TribunGorontalo.com pada Kamis (3/10/2024).
Gun saat ini dikaruniai dua anak. Anak sulung perempuan kini bersekolah di pondok pesantren.
Sementara anak bungsu laki-laki duduk di bangku sekolah dasar (SD).
"Orang tua juga sudah tua, sudah tidak kerja jadi anaknya lah yang harus menghidupi," katanya.
Sambil melayani pembeli, ia menerangkan hal paling berat saat ia merantau adalah rindu keluarga.
"Kalau kita merantau, kita harus punya jiwa besar, kuat mental, meski saya tetap rindu apalagi saat malam takbiran," ungkapnya tersenyum.
Di sisi lain, ia mengaku senang karena merantau membuatnya memiliki banyak kenalan.
"Enaknya merantau bisa banyak teman dan yang jauh bisa jadi saudara," tuturnya.
Diketahui Gun telah merantau sejak 2010. Sejumlah daerah sudah disinggahinya.
Ia bersyukur penghasilan dari jualan bakso pangsit membuatnya bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
"Alhamdulillah sudah mencukupi buat keluarga, tidak kayak dulu beli ini kurang," ucapnya.
Mas Agun sekarang tinggal di Kelurahan Kayu Merah, Kabupaten Gorontalo.
Ia berjualan mulai dari pukul 11.00 Wita hingga 22.00 Wita.
Apabila ramai pembeli, ia bisa meraup omzet sebesar Rp150 ribu.
"Kalau persiapan dari abis salat subuh," katanya.
Namun apabila musim hujan, jualannya sepi pembeli.
Baca juga: Cerita Geiscya Cicilia Mokoagow, Mahasiswi Gorontalo Sosok Anak Broken Home Bergelimang Prestasi
"Kalau sepi biasanya hanya bisa mendapat uang Rp.40 ribu-Rp.50 ribu," tuturnya.
Meski begitu, ia tetap semangat. Menurutnya setiap pedagang pasti merasakan pasang surut pendapatan.
Mas Gun sering mangkal di sekitar Menara Keagungan Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Harga bakso berkisar antara Rp5 ribu sampai Rp10 ribu.
Sesekali ia pernah memberikan makanan cuma-cuma kepada orang lain.
Ia ikhlas tidak dibayar karena merasa kasihan.
"Tergantung orang yang beli dikasih saja, kadang tidak semua orang punya uang, saya pernah rasain mas tidak punya uang," pungkasnya.
Gun kerap melayani pembeli diselingi senda gurau.
Beberapa pembeli yang datang sering memanggil namanya menandai keakrabannya dengan pelanggan.
(TribunGorontalo.com/Jefry Potabuga)
Ikuti Saluran WhatsApp TribunGorontalo untuk informasi dan berita menarik lainnya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.