Berita Internasional

Gelombang Serangan Udara Israel Guncang Beirut, Diduga Sasar Pemimpin Hezbollah Nasralla

Serangan besar-besaran sebelumnya dilaporkan menargetkan markas komando Hezbollah yang diduga merupakan tempat persembunyian pemimpinnya, Hassan Nasra

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Foto AP/Hassan Ammar
Asap mengepul dari serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Sabtu, 28 September 2024. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Serangkaian serangan udara kembali menghantam pinggiran selatan Beirut pada Sabtu dini hari, ketika Israel meningkatkan serangan terhadap kelompok Hezbollah.

Serangan besar-besaran sebelumnya dilaporkan menargetkan markas komando Hezbollah yang diduga merupakan tempat persembunyian pemimpinnya, Hassan Nasrallah.

Laporan media menyebutkan bahwa lebih dari 40 serangan udara terpisah terjadi sebelum fajar. Beberapa lokasi dilalap api, sementara asap tebal dan kobaran api terlihat jelas dari atas kota Beirut.

Militer Israel telah mengeluarkan beberapa perintah evakuasi di tengah gempuran serangan ini.

Serangan hebat juga mengguncang bagian selatan Beirut pada Jumat, namun hingga saat ini belum ada konfirmasi mengenai nasib Nasrallah. Kelompok bersenjata Lebanon tersebut juga belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait serangan itu.

Sebaliknya, Hezbollah mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan serangan roket ke kota Safed di Israel sebagai bentuk "pembelaan terhadap Lebanon dan rakyatnya, serta sebagai respons atas pelanggaran brutal Israel terhadap kota, desa, dan warga sipil."

Militer Israel melaporkan bahwa sebuah rumah dan mobil di Safed terkena dampak serangan, sementara seorang wanita berusia 68 tahun mengalami luka ringan akibat serpihan.

Lokasi yang diserang pada Jumat malam tersebut belum secara resmi diakui sebagai markas utama Hezbollah, meskipun berada di kawasan "keamanan" di Haret Hreik, sebuah area yang dijaga ketat, di mana Hezbollah memiliki kantor dan mengoperasikan beberapa rumah sakit.

Lebih dari 720 orang dilaporkan tewas di Lebanon sepanjang minggu ini, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Israel telah meningkatkan serangan dengan dramatis, dengan menyatakan bahwa mereka menargetkan kapasitas militer Hezbollah serta komandan senior kelompok tersebut.

Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa mereka tidak menerima pemberitahuan terlebih dahulu mengenai serangan Israel di pinggiran selatan Beirut ini.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, telah berbicara dengan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, saat operasi berlangsung, menurut juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, pada Jumat.

"Amerika Serikat tidak terlibat dalam operasi ini dan kami tidak menerima pemberitahuan sebelumnya," kata Singh kepada wartawan.

Singh menolak mengomentari lebih lanjut terkait isi percakapan antara Austin dan Gallant, termasuk apakah Nasrallah memang menjadi target serangan tersebut.

Pentagon juga menolak berspekulasi mengenai apakah pemimpin Hezbollah itu masih hidup atau tidak.

Sumber dari Hezbollah menyatakan kepada Reuters bahwa Nasrallah masih hidup, sementara kantor berita Iran, Tasnim, juga melaporkan bahwa Nasrallah dalam keadaan aman.

Pejabat keamanan senior Iran mengonfirmasi bahwa Teheran sedang memeriksa statusnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved