BPBD Provinsi Gorontalo

BPBD Sebut Gorontalo Rawan Likuifaksi, Ada Daerah Tak Bisa Dibangun Gedung Bertingkat

Sejumlah daerah di Provinsi Gorontalo memiliki potensi terjadinya likuifaksi.

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
ISTIMEWA/Dokumentasi BNPB
Helikopter MI-8 memulai melakukan water-bombing atau pengemboman material disinfektan di wilayah terdampak likuifaksi, seperti Petobo, Balaroa, dan Jono Oge. 

Menurutnya, gempa bumi yang terjadi di daratan, meskipun dengan magnitudo yang lebih kecil, dapat menimbulkan kerusakan yang lebih signifikan.

"Sesar dan patahan aktif di daratan Gorontalo adalah ancaman yang nyata dan harus diperhatikan serius," tegas Rahmat. 

Ia juga mengingatkan bahwa gempa darat tidak memerlukan magnitudo besar untuk menimbulkan kerusakan yang parah.

BMKG bersama sejumlah institusi, seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Negeri Gorontalo (UNG), akan melakukan kajian pemetaan sesar aktif di wilayah Gorontalo pada bulan September hingga Desember 2024.

Wilayah yang menjadi fokus kajian meliputi Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kabupaten Bone Bolango.

Hasil dari kajian ini akan dirilis pada Januari 2025 dan akan diikuti dengan rekomendasi untuk pemerintah provinsi terkait zona-zona merah yang tidak boleh dibangun atau harus menggunakan konstruksi tahan gempa.

Rahmat juga menegaskan bahwa BMKG dilengkapi dengan alat pendeteksi gempa atau seismograf yang mampu mendeteksi gempa dengan magnitudo kecil.

"Gempa-gempa kecil ini memberikan data penting dalam menentukan lokasi sesar aktif," jelasnya.

Data historis BMKG menunjukkan bahwa sejak tahun 1960 hingga 2024, terjadi sejumlah gempa bumi di empat wilayah yang menjadi objek kajian.

Gempa terbaru yang tercatat pada 17 November 2024 lalu, dengan magnitudo 7,7 dan kedalaman 10 kilometer, semakin memperkuat dugaan adanya sesar aktif di wilayah tersebut.

Gempa ini diikuti oleh tiga gempa susulan dengan magnitudo antara 5,1 hingga 6,0.

Dengan adanya kajian mendalam ini, Rahmat berharap masyarakat Gorontalo dapat lebih memahami potensi gempa yang ada dan mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat sesuai dengan rekomendasi yang akan dikeluarkan BMKG. (Adv)

 

Ikuti Saluran WhatsApp TribunGorontalo untuk informasi dan berita menarik lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved