Paus Fransiskus Puji Warga Indonesia yang Memilih Punya Anak Daripada Peliharaan

Berbicara bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Paus yang berusia 87 tahun itu menyoroti bahwa Indonesia menjadi contoh bagi ne

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Getty
Paus Fransiskus Puji Keluarga Besar di Indonesia, Kritik Tren Memelihara Hewan Peliharaan Tanpa Anak 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Paus Fransiskus kembali memicu perdebatan global setelah memuji masyarakat Indonesia karena memilih memiliki keluarga besar dibandingkan memelihara hewan.

Hal ini ia sampaikan dalam kunjungan bersejarahnya ke Asia yang diawali di Indonesia.

Berbicara bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Paus yang berusia 87 tahun itu menyoroti bahwa Indonesia menjadi contoh bagi negara-negara lain yang menghadapi penurunan angka kelahiran.

"Negara Anda memiliki keluarga dengan tiga, empat, atau lima anak yang terus maju, dan ini tercermin dalam struktur usia penduduknya," kata Paus Fransiskus.

Ia pun mengajak masyarakat Indonesia untuk terus mempertahankan tradisi ini.

"Kalian adalah contoh bagi negara-negara yang mungkin, dan ini mungkin terdengar lucu, lebih memilih memiliki kucing atau anjing kecil daripada anak-anak," selorohnya, yang disambut tawa Presiden Jokowi.

Komentar Paus Fransiskus ini mengingatkan kembali pada perdebatan di Amerika Serikat, di mana JD Vance, calon wakil presiden dari Partai Republik, pernah dikritik karena menyebut politisi saingannya sebagai wanita tanpa anak yang memelihara kucing.

Paus, yang dikenal sebagai pemimpin progresif, juga sempat menuai kritik pada tahun 2022 ketika menyebut pasangan yang memilih memelihara hewan daripada memiliki anak sebagai orang egois dan ancaman bagi umat manusia.

Pada tahun 2023, Paus menceritakan sebuah insiden di mana seorang wanita meminta dirinya memberkati anjingnya yang disebutnya sebagai bayi saya.

Paus mengaku sempat marah dan menegur wanita tersebut, sambil menyoroti masih banyak anak-anak yang kelaparan di dunia.

Penurunan angka kelahiran di negara-negara Barat menjadi salah satu perhatian utama dalam kepausannya.

Di Uni Eropa, tingkat kelahiran rata-rata hanya 1,5 anak per wanita, jauh di bawah angka 2,1 yang diperlukan untuk mempertahankan populasi.

Dalam kunjungannya ke Asia, Paus Fransiskus dijadwalkan mengunjungi Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Singapura.

Fokus kunjungan ini adalah memperkuat toleransi antaragama, mengatasi kekerasan berbasis agama, dan isu perubahan iklim.

Indonesia, meskipun mayoritas penduduknya Muslim, memiliki sekitar 3 persen populasi Katolik.

Dalam beberapa tahun terakhir, negara ini menghadapi masalah diskriminasi dan kekerasan terhadap kelompok minoritas agama. 

Amnesty International mencatat ada 123 kasus intoleransi dari Januari 2021 hingga Juli 2024, termasuk penutupan dan penghancuran tempat ibadah.

Salah satu simbol penting yang dikunjungi Paus adalah "Terowongan Persahabatan" yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Katedral Jakarta. Paus memuji terowongan tersebut sebagai jembatan simbolis antara dua agama.

"Terowongan ini membuka jalan untuk pertemuan dan dialog, serta memungkinkan hidup bersama dalam persaudaraan," ujar Paus Fransiskus. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved