Update Kabar Dunia
Jerman Aktifkan Sistem Pertahanan Udara Iris-T untuk Pertama Kalinya di Wilayahnya Sendiri
Pengaktifan ini setelah sebelumnya Jerman mengirimkan beberapa sistem tersebut ke Ukraina yang dilanda perang untuk mencegat roket, drone, dan rudal R
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM -- Militer Jerman mengaktifkan sistem pertahanan udara Iris-T untuk pertama kalinya di wilayah mereka pada Rabu (4/9).
Pengaktifan ini setelah sebelumnya Jerman mengirimkan beberapa sistem tersebut ke Ukraina yang dilanda perang untuk mencegat roket, drone, dan rudal Rusia.
Kanselir Olaf Scholz menyatakan bahwa sistem pertahanan udara ini merupakan bagian dari penguatan pertahanan Jerman dan Eropa yang dimulai setelah Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina pada tahun 2022.
"Rusia telah melakukan persenjataan besar-besaran selama bertahun-tahun, terutama di bidang roket dan rudal jelajah," ujar Scholz dalam upacara peresmian di sebuah pangkalan militer di Todendorf, dekat kota Hamburg.
Scholz menambahkan bahwa Putin telah melanggar perjanjian perlucutan senjata dan menempatkan rudal sejauh Kaliningrad, sebuah wilayah eksklaf Rusia yang berjarak sekitar 530 kilometer dari Berlin.
"Tidak merespons hal ini dengan tepat akan sangat ceroboh," tegasnya.
"Kegagalan untuk bertindak akan membahayakan perdamaian. Saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi."
Scholz, yang didampingi oleh Menteri Pertahanan Boris Pistorius, menjelaskan bahwa sistem tersebut juga merupakan bagian dari European Sky Shield Initiative, yang juga mencakup pertahanan jarak jauh terhadap rudal balistik.
Militer Jerman telah memesan enam sistem Iris-T SLM dengan total biaya sebesar 950 juta euro dari produsen Diehl Defence, yang dijadwalkan akan dikirimkan pada Mei 2027.
Kesuksesan Iris-T di Ukraina
Sebagai kontributor terbesar kedua dalam bantuan militer ke Ukraina setelah Amerika Serikat, Jerman telah memasok empat sistem Iris-T SLM ke Ukraina dan berjanji akan mengirimkan delapan sistem tambahan.
Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, sedang berkunjung ke Jerman pada hari yang sama, sehari setelah serangan rudal Rusia menewaskan sedikitnya 51 orang di kota Poltava, Ukraina, salah satu pengeboman paling mematikan dalam perang tersebut.
Sistem Iris-T yang dikirim ke Ukraina dilengkapi dengan peluncur yang dipasang di truk yang mampu menembakkan rudal untuk mencegat ancaman udara pada jarak hingga 40 kilometer.
Scholz mengatakan bahwa "di Ukraina, Iris-T telah menembak jatuh lebih dari 250 roket, drone, dan rudal jelajah, serta menyelamatkan banyak nyawa."
Pemimpin Jerman itu juga menekankan bahwa Eropa, selain membutuhkan sistem pertahanan, juga perlu memiliki lebih banyak rudal presisi sendiri agar tidak ada celah berbahaya dengan Rusia di bidang strategis yang penting ini.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Kanselir-Jerman-Olaf-Scholz-Menteri-Pertahanan-Jerman-Boris-Pistorius.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.