Gorontalo Terkini

Ternyata Seluruh Sapi di Gorontalo Dilengkapi Barcode Berisi Data Kelahiran

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljady Mario, menjelaskan bahwa ear tag tersebut dilengkapi dengan barcode yang bisa dipindai.

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Herjianto Tangahu, TribunGorontalo.com
Peternak sapi di Pasar Hewan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Kamis (1/8/2024). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo telah meluncurkan inisiatif baru dalam proteksi ternak sapi dengan memperkenalkan sistem identifikasi awal menggunakan ear tag.

Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan pengawasan terhadap ternak sapi di wilayah tersebut.

Ear tag ini dipasang pada sapi yang baru lahir dan berfungsi seperti KTP pada manusia.

Baca juga: Harga Ikan di Pasar Tradisional Marisa Gorontalo Melonjak Tajam, Konsumen Terbebani

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljady Mario, menjelaskan bahwa ear tag tersebut dilengkapi dengan barcode yang bisa dipindai.

Barcode itu jika dipindai dapat memperoleh data lengkap tentang sapi tersebut, termasuk tempat dan waktu kelahiran, serta riwayat vaksinasi.

"Jadi itu semacam KTP ternak," ujar Muljady pada Kamis (1/8/2024).

Baca juga: Diprotes Kadis Pertanian, Pemprov Sulteng Tarik SE Soal Antraks di Gorontalo

"Termasuk juga di dalam ada data riwayat sudah berapa kali sapi itu divaksin," tambahnya.

Inovasi ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan setiap sapi yang akan melalui proses ekspor impor memenuhi persyaratan administrasi dan ketentuan yang berlaku.

Ear tag juga akan mencatat nama pemilik selanjutnya jika sapi tersebut dijual secara lokal.

Baca juga: Benarkah Ada Penerimaan CPNS di Kota Gorontalo? Begini Jawaban BKPP

Sebagai bukti implementasi, sapi yang siap diekspor ke wilayah Kalimantan dan Sulawesi Tengah telah memenuhi seluruh ketentuan ini.

Muljady juga menambahkan bahwa pemantauan lalu lintas sapi yang melewati jalur laut dapat dilakukan dengan lebih mudah berkat sistem ini.

Namun, Muljady mengakui bahwa pengawasan lalu lintas sapi di jalur darat masih menghadapi berbagai kendala.

Baca juga: 1.044 Pengendara tak Pakai Helm Terjaring Operasi Patuh Otanaha 2024 di Gorontalo

"Kalau lewat darat, banyak oknum-oknum yang lewat jalan tikus," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa beberapa kasus mencatat sejumlah oknum menyelundupkan ternaknya melalui sungai, sehingga pengawasan menjadi sulit.

"Kita tidak bisa melakukan pengawasan sampai ke sana, sehingga perlu kesadaran," pungkasnya. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved