Isu Antraks di Gorontalo

Dokter Hewan Gorontalo Beberkan Bahaya Antraks bagi Manusia

Dokter Hewan di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Gorontalo, drh Firmansyah Hasan, mengingatkan masyarakat akan bahaya penyakit antraks.

|
Penulis: Fernandes Siallagan | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Herjianto
drh Firmansyah Hasan, sosok dokter hewan di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Gorontalo 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Dokter Hewan di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Gorontalo, drh Firmansyah Hasan, membeberkan bahaya penyakit antraks.

Saat ini belum ditemukan kasus antraks di Kota Gorontalo.

Kendati begitu, ia mengimbau masyarakat tetap waspada karena Antraks sulit dideteksi secara kasat mata.

Firman mengungkapkan saat hewan ternak terkena Antraks, hewan bisa mati secara tiba-tiba.

"Dia di dalam tubuh hewan sampai 14 hari, baru muncul gejala sampai mati tiba-tiba," kata Firman kepada TribunGorontalo.com, Jumat (19/7/2024).

Peternak pun dimintas segera melapor ke Puskeswan terdekat jika menemukan hewan mati mendadak.

Gejala kematian akibat antraks umumnya adalah hewan itu mengeluarkan darah dari rongga tubuh seperti hidung, telinga, mata, dan mulut.

Firmansyah menyebut penanganan hewan mati karena antraks tidak dapat disamakan dengan kematian normal.

Hewan itu perlu mendapatkan perlakuan khusus seperti dikubur pada jarak jauh dari permukiman warga. 

Antraks merupakan bakteri. Ia bersifat Zoonosis, artinya dapat menular kepada manusia, terutama yang tinggal di area terkontaminasi.

"Yang berbahaya itu funginya, terus terhirup sama manusia. Apalagi kalau pernah sentuh darahnya," jelas drh Firmansyah.

Bakteri Antraks masih dapat dideteksi bahkan setelah berpuluh-puluh tahun lamanya.

Firman tidak menjelaskan dampak langsung kepada manusia jika terhirup fungi antraks. Namun, menurutnya penyakit tersebut dapat mengganggu fungsi paru-paru.

Jika terkena di bagian kulit akan menimbulkan bintik-bintik seperti jamur.

Namun, ia menyebut Kota Gorontalo bebas Antraks dan belum pernah menemukan kasus tersebut.

Tenaga medis hewan pun kerap memeriksa peternakan setiap bulan.

"Kami door to door di sini. Janjian dulu sama peternak, baru kami datangi satu per satu," tuturnya.

Firmansyah menambahkan, Kota Gorontalo sejauh ini belum membutuhkan vaksin antraks bagi hewan ternak.

"Jadi memang belum dibutuhkan kalau di Kota Gorontalo. Jangan sampai setelah divaksin timbul kasus baru. Tapi kalau di Kabupaten lain sudah mulai vaksin ya," tandasnya.

Apa Itu Antraks?

Dilansir TribunGorontalo.com dari cdc.gov, antraks adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh bakteri gram positif berbentuk batang yang dikenal sebagai Bacillus anthracis.

Itu terjadi secara alami di tanah dan umumnya mempengaruhi hewan peliharaan maupun hewan liar di seluruh dunia.

Manusia bisa terkena penyakit antraks jika bersentuhan dengan hewan yang terinfeksi atau produk hewan yang terkontaminasi.

Antraks dapat menyebabkan penyakit parah pada manusia dan hewan.

Baca juga: Kadis Peternakan Bantah Isu Penyakit Antraks di Gorontalo: Itu Tidak Benar

Cara manusia terinfeksi Antraks

Orang terinfeksi Antraksketika spora masuk ke dalam tubuh.

Ketika spora antraks masuk ke dalam tubuh, mereka dapat “diaktifkan”.

Bakteri kemudian dapat berkembang biak, menyebar ke dalam tubuh, menghasilkan racun, dan menyebabkan penyakit parah.

Hal ini dapat terjadi ketika orang menghirup spora, makan makanan atau minum air yang terkontaminasi spora, atau terkena spora pada luka atau goresan di kulit.

Kegiatan tertentu juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terinfeksi.

Baca juga: 3 Kasus Antraks di Gorontalo hingga Gubernur Sulteng Keluarkan Surat Edaran

Cara hewan terinfeksi Antraks

Hewan peliharaan dan liar dapat terinfeksi ketika mereka menghirup atau menelan spora di tanah, tumbuhan, atau air yang terkontaminasi.

Hewan-hewan ini dapat mencakup sapi, domba, kambing, antelop, dan rusa.

Di daerah di mana hewan peliharaan pernah menderita antraks sebelumnya, vaksinasi rutin dapat membantu mencegah wabah.

Dilansir TribunGorontalo.com dari kulonprogokab.go.id, Antraks bermakna "batubara" dalam bahasa Yunani.

Istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam.

 

 

Ikuti Saluran WhatsApp TribunGorontalo untuk informasi dan berita menarik lainnya

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved