Berita Viral
Murid SD Belajar di Ruangan Bekas WC, Kepsek 2 Kali Lapor Dinas Pendidikan 'Tidak Ada Hasil'
Sebanyak 18 murid Sekolah Dasar di Kecamatan Koto Kampar Hulu harus belajar di ruangan bekas WC (toilet).
Ternyata selama kurang lebih 17 tahun, para murid SD ini tak pernah merasakan yang namanya listrik.
Sepanjang menempuh pendidikan, para siswa lulusan SDN 014 ini tak pernah merasakan listrik.
Sekolah tersebut bahkan harus menunggu sampai selama 17 tahun untuk mendapatkan hak atas listrik tersebut.
Setelah 17 tahun menanti, Sekolah Dasar (SD) Negeri 014 Kampung 4 Desa Segamit, Kecamatan Semendo Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel) akhirnya dapat teraliri listrik.
Itu setelah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) kolaborasi antara Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), alumni, dan sejumlah perusahaan mendukung proses instalasi listrik tersebut pada pekan ini.
Pada 2007, SD 014 adalah sekolah filial dengan bangunan definitif yang baru selesai dibangun pada 2021.
Sebelum memiliki bangunan sendiri, siswa-siswa SDN 014 Muara Enim harus menempuh jarak 12 kilometer untuk mengikuti ujian nasional ataupun ujian semester.
Bukan hanya itu, proses belajar pun tanpa adanya listrik karena lokasi tersebut belum terpasang tower pembangkit sampai saat ini.
Kondisi tersebut berbanding terbalik, di mana wilayah Kabupaten Muara Enim adalah pemasok listrik terbesar untuk wilayah Sumatera hingga Jawa.
Kepala SDN 014 Muara Enim, Zulfikri mengatakan, selama tanpa listrik, metode pembelajaran tidak bisa optimal, terutama dalam hal penerapan teknologi digital.
Padahal, di era saat ini kemampuan untuk menggunakan teknologi digital dalam pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Sebab, banyak materi pendidikan yang didapat secara digital.
Sementara untuk menampilkan itu, tenaga pengajar tidak bisa melakukannya karena tidak adanya jaringan listrik bahkan sinyal internet pun sulit diakses.
Alhasil, 125 siswa sekolah tersebut hanya menerima materi melalui buku pelajaran.
"Ketiadaan listrik membuat kami tidak bisa memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran. Padahal, metode ini sangat membantu dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/7/2024), dikutip TribunJatim.com via Kompas.com.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.