Berita Kampus

Mahasiswa Semarang Curhat Ikut PMM di Gorontalo, Mengaku Jatuh Cinta dengan Kuliner Ini

Silva Rani merupakan mahasiswa pertukaran dari Universitas Negeri Semarang yang sekarang berkuliah di Universitas Negeri Gorontalo jurusan Ilmu Komuni

|
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
Silva Rani peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) asal Universitas Negeri Semarang (UNNES). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Silva Rani peserta progam Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), asal Universitas Negeri Semarang (UNNES) menceritakan pengalamannya saat di Gorontalo.

Silva Rani merupakan mahasiswa pertukaran dari Universitas Negeri Semarang yang sekarang berkuliah di Universitas Negeri Gorontalo jurusan Ilmu Komunikasi.

Ia merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara. Memiliki hobi jalan-jalan serta suka bernyanyi. 

Saat di Gorontalo, ia mengaku mengalami kesulitan dalam memasak karena tidak memliki fasilitas masak yang memadai di kost.

Karena itu Rani berinisiatif untuk mencoba beberapa kuliner khas Gorontalo.

Ia menceritakan tentang awal mulanya tertarik dengan kue Tobu'u yang sekarang menjadi kue favoritnya.

"Saat bulan puasa kemarin, saya sedang mencari kue takjil. Kebetulan saya melihat ada kue-kue yang asing saya liat, dan saya mencoba untuk membeli. Saat saya mencoba kue Tobu'u, ternyata enak" jelas Rani pada tribungorontalo.com (24/4/24)

"Tekstur kuenya itu lembut, dan saat di kerok pake sendok ternyata ada warnah cokelat-cokelat di bawah adonan itu. Enak pokoknya" tambah Rani.

Rani juga menceritakan saat mencoba kuliner Ilabulo yang merupakan salah satu kuliner khas Gorontalo.

"Awalnya diajak sama temen asli Gorontalo saat habis jalan-jalan dari Lenara Limboto. Pas udah nyoba, ternyata tekstur ilabulo kenyal-kenyal gitu. Enaklah pokoknya, apalagi enak pas dimakan saat panas-panas," curhatnya.

Tidak hanya itu, Rani juga telah mencoba beberapa kuliner khas Gorontalo seperti Binte Biluhuta, lalampa, kue tobu'u, popolulu, Duduli, dan Pisang goroho.

Namun ada beberapa kuliner yang ia tidak merasa cocok dengan hidungnya, seperti Binte Biluhuta.

"Aromanya daun kemanginya terlalu kuat, jadi terkadang saya memakannya namun tidak menggunakan daun kemangi," jelas Rani

Silva rani juga menceritakan bahwa ia sangat mencintai pantai yang ada di Gorontalo.

"Kalau pantai di tempat saya itu, pasir-pasirnya berwarna hitam. Namun di Gorontalo pasir pantainya itu putih," kata dia. 

Wanita yang berumur 21 tahun itu  juga menceritakan bahwa ia dapat menyaksikan secara langsung sunset dari pantai kurenai.

"Ternyata tidak sia-sia saya mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Gorontalo. Beberapa pengetahuan yang bisa saya dapat dan hal itu tidak saya dapat di Kota Semarang," tukasnya. (Magang/Shaf)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved