Dugaan Pungli di IAIN Gorontalo

BREAKING NEWS: Mahasiswa dan Alumnus IAIN Gorontalo Keluhkan Dugaan Pungli saat Ujian

Sejumlah mahasiswa dan alumnus Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo membongkar dugaan pungli.

|
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Arianto
Ilustrasi - Mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo mengeluhkan biaya ujian akhir yang dinilai memberatkan mahasiswa. 

Mahasiswa yang juga tak ingin disebutkan namanya ini merasa menyediakan konsumsi untuk pegawai dan dosen lebih sulit daripada mengerjakan tesis.

"Konsumsi ini selalu membuat saya pusing. Apalagi permintaan ini dan itu dari oknum dosen dan pegawai," kata dia.

Ia pun pernah mendapatkan permintaan parsel dari oknum dosen.

"Dia (dosen) sudah request apa yang dia mau, harganya hampir Rp800 ribu. Dan itu harus disediakan. Bahkan banyak juga teman saya yang dapat request dari oknum tertentu," tuturnya.

Wanita berusia 25 tahun ini menjelaskan ia dan teman-temannya kerap kali diancam akan dipersulit. Seperti mengurus berkas akademik termasuk tanda tangan dosen jika tidak mengikuti kebijakan kampus.

Ia mengaku beberapa oknum dosen menyediakan jasa catering dan jasa parsel.

"Kemudian kami diarahkan untuk memakai jasa itu, padahal kalau pesan diluar tidak segitu harganya," tutur dia.

Kondisi ini, kata dia, sudah berlangsung sejak lama. Banyak teman-temannya tertunda ujian hanya karena permintaan katering dan parsel.

"Padahal mereka tinggal ujian saja, tapi terhalang karena itu. Sebenarnya bisa juga makanan dos, tapi harus sekitar 20 dos lebih, harganya juga tidak boleh yang Rp15 ribu," terangnya.

Ia mengaku diminta biaya cek plagiasi tesis di kampus, padahal harganya cukup mahal.

"Kalau di luar cuma Rp15 ribu tapi ada oknum pegawai yang menyarankan untuk cek dikampus saja. Dia bilang minimal untuk pengecekan plagiasi itu minimal Rp400 ribu," ujarnya.

Keluhan sejumlah mahasiswa tersebut rupanya dialami alumnus Pascasarjana IAIN.

Alumnus ini mengungkapkan telah menghabiskan sekira Rp10 jutaan untuk biaya keperluan ujian akhir.

Bahkan karena keinginannya segera lulus, ia sampai menggadaikan sertifikat tanah untuk keperluan ujian.

"Sampai saat ini belum lunas, masih berjuang melunasi itu," ungkapnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved