Berita Kabupaten Gorontalo

PDAM Kesulitan Suplai Air Bersih ke Desa Bakti Kabupaten Gorontalo

Perusahaan daerah air minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo kesulitan menyulai air ke Desa Bakti, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Herjianto
Asisten Pelayanan Humas PDAM Kabupaten Gorontalo Boby Sumilat. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Perusahaan daerah air minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo kesulitan menyulai air ke Desa Bakti, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Hal itu dijelaskan Asisten Pelayanan Humas PDAM Kabupaten Gorontalo Boby Sumilat.

PDAM sebelumnya telah memberikan layanan akses air bagi masyarakat Desa Bakti.

"Namun sejak tahun 2021 itu sudah tidak ada lagi," ungkapnya saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com di Kantor PDAM Kabupaten Gorontalo, Jalan Samaun Pulubuhu, Kelurahan Bolihuangga, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Rabu (28/2/2024).

Desa Bakti disebut berada di elevasi yang cukup tinggi untuk mendapatkan suplai air.

Mereka harus menggunakan sumur bor yang terletak di Desa Reksonegoro, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo.

"Namun sulit untuk tembus," timpal Boby.

Bahkan upaya lain juga dilakukan dengan mengganti pompa air tapi tidak membuahkan hasil.

Tahun 2021, PDAM Kabupaten Gorontalo telah mengajukan proyek instalasi pengelolaan air (IPA), nanti hingga saat ini proyek tersebut tak kunjung mendapat terealisasi dari pusat.

"Jadi layanan air ke Desa Bakti dari PDAM Kabupaten Gorontalo sebenarnya ada, tapi airnya yang tidak bembus," tutupnya.

Keterangan dari PDAM Kabupaten Gorontalo pada dasarnya, membantah klarifikasi dari aparat Desa Bakti, Ronal Jafar sekalu Sekretaris Desa Bakti, saat sebelumnya diwawancarai TribunGorontalo.com.

Ronal menyebut bahwa keluhan masyarakat mengenai air bersih, sudah mendapat payanan dari PDAM Kabupaten Gorontalo.

Baca juga: Krisis Air Bersih, Masyarakat Desa Bakti Gorontalo Manfaatkan Air Hujan untuk Keperluan Sehari-hari

Masyarakat Desa Bakti menampung air hujan ke tong
Masyarakat Desa Bakti menampung air hujan ke tong (Foto:TribunGorontalo.com/Herjianto)

Akibat Krisis Air Bersih, masyarakat Desa Bakti manfaatkan air hujan untuk keperluan sehari-hari.

Hal itu diterangkan oleh warga saat berdiskusi dengan TribunGorontalo.com, Selasa (27/2/2024).

Desa Bakti menjadi salah satu desa di Kabupaten Gorontalo yang identik dengan tandon besar yang terpasang di depan rumah.

Pantauan TribunGorontalo.com di lokasi, hampir seluruh masyarakat memiliki tandon penampung air dengan berbagai jenis ukuran, mulai dari 1.100 liter hingga 5.000 liter.

Tandon-tandon itu digunakan oleh masyarakat untuk menampung air.

Pasalnya hampir seluruh masyarakat hanya beberapa orang saja yang memiliki sumur, untuk kebutuhan sehari-harinya.

"Kami bisa-bisa saja pasang, tapi harganya mahal, uang dari mana?" terang Armin Ismail, warga Desa Bakti.

Untuk urusan minum, masyarakat bisa membeli di beberapa warung dengan harga Rp 5.000, namun untuk keperluan lainnya seperti cuci dan mandi, mereka merasa kesulitan.

"Bisa mandi atau ambil air di sungai, tapi jauh. Mungkin setelah mandi kita balik lagi ke rumah sudah kotor lagi," keluh Asna Lumangu, IRT yang saat itu ada di lokasi," ujarnya.

Untuk menampung air hujan, masyarakat menggunakan berbagai metode, seperti membuat bak besar yang ditutup dengan jaring-jaring sebagai filtering.

"Kita juga pakai pipa di setiap sudut atap, biar airnya langsung masuk ke tandon," ungkapnya.

Desa Bakti juga berada di dataran tinggi, sehingga untuk membuat sumur harus di kedalaman 30-40 meter.

Air hujan disebut hanya bisa digunakan beberapa hari saja. Apabila lewat dari tiga hari, maka efeknya ketika digunakan untuk mandi adalah gatal-gatal.

"Dulu ada ada program sumur dari desa desa untuk dusun yang di sini, tapi sumurnya tidak jadi," terang Armin.

Pendapat serupa dilontarkan Amir, sesama warga Desa Bakti.

"Kami tidak tahu kenapa tidak jadi, masa yang di sebelahnya bisa, sementara dari desa tidak bisa," kata Amir keheranan.

Sejak mereka tinggal dan menetap, belum pernah merasakan adanya sumber air yang melimpah untuk kebutuhan sehari-hari mereka.

"Kami sudah dari lahir di sini, baru mau tinggal di mana lagi," keluh mereka sambil tertawa.

Mereka berharap keluhannya dapat menjadi perhatian pemerintah kabupaten Gorontalo.

"Mohon sampaikan apa yang kami rasakan ini sama pak Nelson. Sebelum beliau selesai masa jabatannya, beliau harus datang langsung dan liHat kondisi kami masyarakatnya yang d isini," harapnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved