Berita Kabupaten Gorontalo

Krisis Air Bersih, Masyarakat Desa Bakti Gorontalo Manfaatkan Air Hujan untuk Keperluan Sehari-hari

Puluhan warga Desa Bakti, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo menggunakan air hujan sebagai penyangga keperluan sehari-hari.

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Herjianto
Masyarakat Desa Bakti menampung air hujan menggunakan tong 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Puluhan warga Desa Bakti, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo menggunakan air hujan untuk keperluan sehari-hari.

Hal itu diterangkan oleh warga saat berdiskusi dengan TribunGorontalo.com, Selasa (27/2/2024).

Desa Bakti menjadi salah satu desa di Kabupaten Gorontalo yang identik dengan tandon besar yang terpasang di depan rumah.

Pantauan TribunGorontalo.com di lokasi, hampir seluruh masyarakat memiliki tandon penampung air dengan berbagai jenis ukuran, mulai dari 1.100 liter hingga 5.000 liter.

Tandon-tandon itu digunakan oleh masyarakat untuk menampung air.

Pasalnya hampir seluruh masyarakat hanya beberapa orang saja yang memiliki sumur, untuk kebutuhan sehari-harinya.

"Kami bisa-bisa saja pasang, tapi harganya mahal, uang dari mana?" terang Armin Ismail, warga Desa Bakti.

Untuk urusan minum, masyarakat bisa membeli di beberapa warung dengan harga Rp 5.000, namun untuk keperluan lainnya seperti cuci dan mandi, mereka merasa kesulitan.

"Bisa mandi atau ambil air di sungai, tapi jauh. Mungkin setelah mandi kita balik lagi ke rumah sudah kotor lagi," keluh Asna Lumangu, IRT yang saat itu ada di lokasi," ujarnya.

Untuk menampung air hujan, masyarakat menggunakan berbagai metode, seperti membuat bak besar yang ditutup dengan jaring-jaring sebagai filtering.

"Kita juga pakai pipa di setiap sudut atap, biar airnya langsung masuk ke tandon," ungkapnya.

Desa Bakti juga berada di dataran tinggi, sehingga untuk membuat sumur harus di kedalaman 30-40 meter.

Air hujan disebut hanya bisa digunakan beberapa hari saja. Apabila lewat dari tiga hari, maka efeknya ketika digunakan untuk mandi adalah gatal-gatal.

"Dulu ada ada program sumur dari desa desa untuk dusun yang di sini, tapi sumurnya tidak jadi," terang Armin.

Baca juga: BREAKING NEWS Masyarakat Boalemo Gorontalo Demo soal Money Politic Oknum Caleg DPRD

Pendapat serupa dilontarkan Amir, sesama warga Desa Bakti.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved