Berita Kabupaten Gorontalo

PDAM Kesulitan Suplai Air Bersih ke Desa Bakti Kabupaten Gorontalo

Perusahaan daerah air minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo kesulitan menyulai air ke Desa Bakti, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Herjianto
Asisten Pelayanan Humas PDAM Kabupaten Gorontalo Boby Sumilat. 

Pantauan TribunGorontalo.com di lokasi, hampir seluruh masyarakat memiliki tandon penampung air dengan berbagai jenis ukuran, mulai dari 1.100 liter hingga 5.000 liter.

Tandon-tandon itu digunakan oleh masyarakat untuk menampung air.

Pasalnya hampir seluruh masyarakat hanya beberapa orang saja yang memiliki sumur, untuk kebutuhan sehari-harinya.

"Kami bisa-bisa saja pasang, tapi harganya mahal, uang dari mana?" terang Armin Ismail, warga Desa Bakti.

Untuk urusan minum, masyarakat bisa membeli di beberapa warung dengan harga Rp 5.000, namun untuk keperluan lainnya seperti cuci dan mandi, mereka merasa kesulitan.

"Bisa mandi atau ambil air di sungai, tapi jauh. Mungkin setelah mandi kita balik lagi ke rumah sudah kotor lagi," keluh Asna Lumangu, IRT yang saat itu ada di lokasi," ujarnya.

Untuk menampung air hujan, masyarakat menggunakan berbagai metode, seperti membuat bak besar yang ditutup dengan jaring-jaring sebagai filtering.

"Kita juga pakai pipa di setiap sudut atap, biar airnya langsung masuk ke tandon," ungkapnya.

Desa Bakti juga berada di dataran tinggi, sehingga untuk membuat sumur harus di kedalaman 30-40 meter.

Air hujan disebut hanya bisa digunakan beberapa hari saja. Apabila lewat dari tiga hari, maka efeknya ketika digunakan untuk mandi adalah gatal-gatal.

"Dulu ada ada program sumur dari desa desa untuk dusun yang di sini, tapi sumurnya tidak jadi," terang Armin.

Pendapat serupa dilontarkan Amir, sesama warga Desa Bakti.

"Kami tidak tahu kenapa tidak jadi, masa yang di sebelahnya bisa, sementara dari desa tidak bisa," kata Amir keheranan.

Sejak mereka tinggal dan menetap, belum pernah merasakan adanya sumber air yang melimpah untuk kebutuhan sehari-hari mereka.

"Kami sudah dari lahir di sini, baru mau tinggal di mana lagi," keluh mereka sambil tertawa.

Mereka berharap keluhannya dapat menjadi perhatian pemerintah kabupaten Gorontalo.

"Mohon sampaikan apa yang kami rasakan ini sama pak Nelson. Sebelum beliau selesai masa jabatannya, beliau harus datang langsung dan liHat kondisi kami masyarakatnya yang d isini," harapnya.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved