Human Interest Story

Kisah Sumario Manebang 10 Tahun jadi Tukang Laminasi Kapal di Gorontalo

Awalnya, kebingungan menyelimuti dirinya. Namun, rasa ingin tahu dan tekadnya untuk belajar mengantarkannya pada gerbang dunia baru.

Penulis: Fernandes Siallagan | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com/Fernandes
Sumario Manebang sedang melaminasi kapal di Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Gemuruh ombak dan aroma laut yang menusuk hidung, Sumario Manebang (36) dengan cekatan 'menari' di atas perahu kayu.

Tangannya yang terampil menyapa lembaran fiberglass, melapisi lambung kapal dengan ketelitian seorang seniman.

Dialah tukang laminasi kapal, penjaga kelestarian tradisi maritim yang nyaris terlupakan.

Laminasi kapal, sebuah seni yang tak banyak diketahui orang.

Baca juga: Beralih Jualan Bakso di Gorontalo, Mantan Guru Honorer Raih Penghasilan Jutaan Rupiah

Sumario sendiri baru mengenalinya saat pekerja asal Jawa datang ke Minahasa Selatan, tanah kelahirannya.

Awalnya, kebingungan menyelimuti dirinya. Namun, rasa ingin tahu dan tekadnya untuk belajar mengantarkannya pada gerbang dunia baru.

Kini, sepuluh tahun telah berlalu, dan Sumario menjelma menjadi ketua kelompok dalam proyek laminasi kapal.

Di bibir pantai Kelurahan Modelomo, Kabupaten Bone Bolango, ia dan timnya menjinakkan ombak dan kayu, menciptakan perahu yang kokoh dan tahan lama.

"Satu proyek bisa memakan waktu berminggu-minggu, tergantung ukuran kapal dan cuaca," ungkap Sumario di sela-sela kesibukannya.

"Hujan adalah musuh utama kami. Kayu yang basah tak mau bersahabat dengan laminasi," katanya lagi.

Meski diiringi tantangan, upah yang ia terima sepadan dengan jerih payahnya.

Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Upayakan Kuliner, Produk Kreatif Hingga Wisata Gorontalo Masuk UNESCO

Laminasi, dengan fungsinya yang meningkatkan daya tahan kapal, menjadi investasi berharga bagi para pemiliknya.

Kapal yang dilaminasi mampu bertahan 10-15 tahun lebih lama dibandingkan tanpa laminasi.

Sebelum mendedikasikan diri untuk laminasi, Sumario adalah seorang pekerja serabutan.

Ia tak kenal lelah mencari nafkah, dari tukang ojek, nelayan, hingga kuli bangunan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved