Pemilu 2024

Guru Besar IAIN Gorontalo Sebut Akademisi Punya Tanggung Jawab Pastikan Demokrasi Berjalan Baik

Guru Besar IAIN Sultan Amai Gorontalo, Ahmad Faisal, menyebut akademisi punya tanggung jawab dalam memastikan demokrasi berjalan baik.

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Arianto
Guru Besar IAIN Sultan Amai Gorontalo, Ahmad Faisal 

TRIBUNGORONTALO.COM – Guru Besar IAIN Sultan Amai Gorontalo, Ahmad Faisal, menyebut akademisi punya tanggung jawab dalam memastikan demokrasi berjalan baik.

Hal itu diungkapkan Faisal dalam menyoroti gerakan moral dari sejumlah guru besar di Indonesia.

"Hindari perbuatan-perbuatan yang menyalahi aturan kalau soal yang lain-lain, saya no comment," ucapnya kepada TribunGorontalo.com, Senin (5/2/2024).

Faisal juga menegaskan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)RI harusnya bisa bertindak sesuai koridor mereka.

Namun ia enggan berkomentar lebih jauh soal putusan MK yang meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) di pilpres 2024.

"Banyak sekali lembaga yang terkait seperti MK dan DPRD mestinya punya kewenangan bisa berbuat banyak," tegasnya.

Pada kesempatan ini, Faisal juga mengajak masyarakat ikut berpartisipasi dalam pemilu 2024.

Menggunakan hak pilih masing-masing untuk memastikan arah pembangunan bangsa berjalan lebih baik.

"Seperti yang diajarkan oleh agama. Kita ikut berpartisipasi dalam demokrasi. Silakan salurkan pilihan sesuai apa yang kita yakini baik untuk kepentingan bangsa, negara dan agama," tuturnya.

Di tempat berbeda, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN Sultan Amai Gorontalo, Ahmad Sarifudin ikut berkomentar terkait Gerakan Moral sejumlah Guru Besar di Indonesia.

Menurutnya, gerakan ini sangat terlambat karena sudah berdekatan dengan hari pemilihan.

"Seharusnya setelah putusan MK, kemudian juga isu demokrasi yang cedera. Harusnya ketika hal itu muncul Guru Besar langsung menyuarakan," ungkapnya.

Baca juga: Guru Besar Universitas Gorontalo Dukung Gerakan Moral, Kritik Jokowi soal Netralitas

Diketahui sebelumnya sejumlah Guru Besar di Universitas terkemuka melancarkan gerakan moral untuk mengkritik situasi demokrasi saat ini.

Seperti dilakukan Guru Besar di Universitas Indonesia (UI) yang mengecam tindakan Presiden RI, Joko Widodo.

Jokowi disebut mengunakan MK demi meloloskan putranya Gibran Rakabuming Raka dalam kontestasi politik.

Kemudian, pernyataan Jokowi secara gamblang memperlihatkan keberpihakan terhadap salah satu capres.

Saat ini gerakan moral telah diikuti oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Andalas (Unand), hingga Universitas Padjadjaran (Unpad).

Secara serentak mereka meminta presiden berhenti ikut campur dalam kampanye capres.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved