Hari Patriotik Gorontalo

Spek 2 Tank Milik TNI AD yang Mengapit Patung Nani Wartabone di Taruna Remaja Gorontalo

Meski tank ini tak pernah digunakan berjuang mengusir penjajah, namun kehadirannya di Gorontalo menjadi sarana edukasi untuk warganya. 

|
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo/WawanAkuba
Monumen Tilongolo Nani Wartabone di Lapangan Taruna Remaja, Kota Gorontalo. 

12 round yang tersedia di drum magazine supaya para awak bisa menyerang target dengan cepat, Setelah tembakan dimuntahkan, kendaraan harus mundur untuk berlindung dan para aload keranggisi kembali dari luar kendaraan.

Produksi dimulai di ARE (Atelier de Construction Roanne) pada tahun 1953, dan tank pertama diserahkan pada tahun berikutnya.

Pada tahun 1964, produksi dipindahkan ke Creusot-Loire di Chalon-sur-Saône, karena ARE beralih ke produksi AMX 30 MBT, dan jumlah yang dihasilkan menurun secara signifikan.

Dari tahun 1966, meriam 75mm berkecepatan tinggi diganti dengan meriam 90 mm kecepatan sedang (AMX-13/90) yang menembakkan amunisi secara lebih efektif, dengan peningkatan semua model dasar yang ada untuk spesifikasi ini oleh Prancis.

Pada awal 1970-an, tersedia varian ekspor bahkan dengan meriam 105 mm yang lebih kuat. Meskipun banyak varian pada turret, sasis dasar Tank ini hampir tidak berubah sampai tahun 1985, ketika diperkenalkan perubahan termasuk mesin diesel yang baru, transmisi otomatis penuh dan suspensi hydropneumatic baru.

Produksi dihentikan dengan Model 1985. Dukungan dan upgrade setelah penjualan masih ditawarkan melalui GIAT Industries (sekarang Nexter).

AMX-13 tank telah dihapus dari dinas Angkatan Darat Prancis pada 1980an. Kendaraan lapis baja Prancis dengan peran serupa setelah itu adalah ERC 90 Sagaie dan AMX 10 RC.

2. FV601 Saladin

2024-01-22_Tank FV601 Saladin
Tank FV601 Saladin merupakan tank produksi Alvis, Inggris tahun 1954 dan sudah berjasa untuk berbagai operasi di Indonesia seperti penumpasan G30S/PKI, perebutan Timor-Timur dan pengamanan rusuh Jakarta 1998. Tank dengan konfigurasi 6×6 ini memilik berat 11.600 kg, panjang 4,93 meter, lebar 2,54 meter dan tinggi 3 meter. FOTO: Wawan Akuba

FV601 Saladin adalah mobil lapis baja roda enam yang dikembangkan oleh Crossley Motors dan kemudian diproduksi oleh Alvis.

Dirancang pada tahun 1954, Saladin menggantikan AEC Armored Car dalam Angkatan Darat Inggris mulai tahun 1958.

Kendaraan ini berbobot 11 ton, memiliki kecepatan maksimum 72 km/jam, dan berawak tiga orang. Saladin terkenal dengan performa luar biasa di kondisi gurun pasir dan karenanya digemari sejumlah negara Timur Tengah.

Senjata utamanya adalah meriam beralur tekanan rendah 76 mm yang menggunakan amunisi yang sama dengan FV101 Scorpion.

Saladin juga memiliki varian pengangkut personel lapis baja, yaitu Alvis Saracen. Meski terbilang tua dan desainnya ketinggalan zaman, Saladin masih digunakan di sejumlah negara untuk peran pendukung.

Pasca Perang Dunia II, Angkatan Darat Inggris membutuhkan kendaraan lapis baja roda enam 6x6 baru untuk menggantikan AEC Armored Car yang sudah ketinggalan zaman.

Pengembangan dimulai pada tahun 1947 dan kontrak diberikan kepada Alvis Cars untuk membangun dua prototipe untuk uji coba.

Mobil lapis baja baru ini diberi nama FV601A dan dipersenjatai meriam Ordnance QF 2-pounder. Alvis juga mengusulkan varian pendukung tembakan yang jauh lebih berat dengan nama FV601B yang dilengkapi meriam tekanan rendah 76 mm baru.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved