Sains Populer

AI Terjemahkan Komunikasi Ayam, dari "Cok-Cok" ke Bahasa Manusia

Proyek ini berpotensi merevolusi pemahaman kita terhadap burung berbulu ini, membuka jendela ke dunia mereka yang selama ini tertutup.

|
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
Memahami Bahasa Ayam. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Bayangkan bisa mengerti apa yang dibicarakan ayam! Ternyata, "cekok-cekok" dan "kukuruyuk" mereka bukan sekadar suara acak, melainkan sistem bahasa kompleks.

Dengan memahami komunikasi ayam, kita bisa tingkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka.

Penelitian di Dalhousie University memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk "menerjemahkan" bahasa ayam.

Proyek ini berpotensi merevolusi pemahaman kita terhadap burung berbulu ini, membuka jendela ke dunia mereka yang selama ini tertutup.

AI membantu menganalisis rekaman suara ayam dalam jumlah besar. Algoritma mendeteksi pola dan nuansa dalam vokalisasi mereka, termasuk nada, intonasi, dan konteks.

Meski ayam memiliki beragam suara dengan variasi yang tinggi, AI mulai memecahkan kode mereka.

Kemajuan ini bukan hanya pencapaian ilmiah, tapi langkah menuju perlakuan hewan ternak yang lebih manusiawi dan empatik.

Dengan NLP (Natural Language Processing), kita bisa memahami emosi ayam: stres, senang, atau lainnya. Informasi ini membantu kita mengatur perawatan dan lingkungan mereka lebih baik.

Selain suara, penelitian juga menyinggung isyarat non-verbal seperti kedipan mata dan suhu wajah sebagai indikator emosi ayam.

Temuan awal menunjukkan perubahan suhu di sekitar mata dan kepala, serta variasi frekuensi kedip, sebagai respons terhadap stres.

Pengetahuan ini membuka jalur baru untuk memahami ekspresi perasaan ayam, baik perilaku maupun fisiologis, demi mengukur kesejahteraan mereka.

Ayam yang Lebih Bahagia:

Proyek ini tak hanya soal keingintahuan akademis, tapi memiliki dampak nyata. Pemahaman komunikasi ayam dapat ditingkatkan, sehingga peternak bisa menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik, menghasilkan ayam yang lebih sehat dan bahagia. Kualitas produksi, kesehatan hewan, dan efisiensi peternakan juga bisa meningkat.

Pengetahuan ini dapat diterapkan pada hewan ternak lainnya, memajukan cara kita berinteraksi dan merawat mereka.

Lebih dari itu, penelitian ini berpotensi memengaruhi kebijakan tentang kesejahteraan hewan dan perlakuan etis.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved