Polemik Al Azhar Gorontalo

Polemik Al Azhar Bikin Wali Kota Gorontalo Kelabakan, Marten Taha: Kami Akan Turun Tangan

Wali Kota Gorontalo, Marten Taha siap memediasi polemik Al Azhar Gorontalo.

|
Penulis: Husnul Puhi | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/M Husnul Jawahir Puhi
FSPMI Gorontalo geruduk sekolah Al Azhar tuntut pemecatan 30 guru dan 2 kepala sekolah, Rabu (8/11/2023). FOTO: M Husnul Puhi 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Marten Taha siap memediasi polemik Al Azhar Gorontalo.

Menurut Marten, ia akan memastikan segala permasalahan tidak akan menganggu kegiatan belajar mengajar di sekolahan.

"Kalau ini sudah menyangkut hajat orang banyak yang mengganggu stabilitas pendidikan di Kota Gorontalo, tentunya kami akan turun tangan," kata Marten Taha kepada TribunGorontalo.com, Sabtu (18/11/2023).

"Yang jelas tujuan kami pemerintah Kota Gorontalo, supaya proses pendidikan di sekolah itu akan berjalan sesuai dengan apa yang berjalan selama ini," ungkapnya.

Marten mengakui saat ini belum mengetahui pasti polemik di Al Azhar Gorontalo.

Namun ia sudah memberikan instruksi ke Dinas Pendidikan Kota Gorontalo untuk menelusurinya.

"Kami sudah berikan tugas ke Dinas Pendidikan untuk mentracking permasalahan yang terjadi," ucapnya.

"Yang jelas, pasti Pemkot Gorontalo akan memberikan perhatian serius, agar anak-anak dan guru-guru serta tenaga pendidik lainnya tidak akan mengalami ketelantaran," kelas Marten. 

Baca juga: Alasan Wali Kota Gorontalo Marten Taha Ikut Gugat UU Pilkada ke Mahkamah Konstitusi

Wali Kota Gorontalo, Marten Taha
Wali Kota Gorontalo, Marten Taha (TribunGorontalo.com)

Al Azhar Didemo Massa

Diberitakan sebelumnya, Sekolah Al Azhar 43 Kota Gorontalo didemo oleh puluhan orang dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Gorontalo, Rabu (8/11/2023).

Massa aksi menuntut penjelasan terkait pemecatan 30 guru dan 2 kepala sekolah.

Ketua FSPMI Gorontalo, Meyske Abdullah, mengatakan, pemecatan tersebut dilakukan secara sepihak oleh yayasan.

Padahal, para guru yang dipecat itu telah bekerja selama bertahun-tahun.

"Sekolah ini ada hal-hal yang dilaksanakan tidak sesuai dengan aturan ketenagakerjaan. 30 guru sd dan tk itu mendapatkan pengurangan upah," ujar Meyske kepada awak media usai menggelar aksi.

Meyske mengatakan, pengurangan upah para guru dilakukan secara bertahap.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved