Mahasiswa IAIN Gorontalo Meninggal

Polisi Bakal Gali Kuburan Eks Mahasiswa IAIN Gorontalo, Sang Kakak: Keluarga Ikhlas

Demi mengungkap fakta meninggalnya mahasiswa IAIN Gorontalo saat pengkaderan, Kepolisian Resort (Polres) Bone Bolango akan membongkar makam/ ekshumasi

Penulis: Ahmad Rajiv Agung Panto | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO/HUSNUPUHI
Potret Mohammad Apriansyah (26), kakak Hasan Saputro Marjono (lelaki kemeja kotak-kota hitam) saat melaporkan kematian adiknya ke Polda Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Demi mengungkap fakta meninggalnya mahasiswa IAIN Gorontalo saat pengkaderan, Kepolisian Resort (Polres) Bone Bolango akan membongkar makam (ekshumasi).

Ekshumasi itu pun direspon langsung Mohammad Apriansyah (26), kakak dari almarhum Hasan Saputro Marjono, sang mahasiswa.

Apriansyah mengaku telah mendapatkan pemberitahuan awal dari Polres Bone Bolango mengenai rencana pembongkaran makam adiknya itu.

"Kemarin saya di informasikan oleh pihak polres untuk mau diadakan di ekshumasi. Hari ini tim Polres Bone Bolango akan datang ke rumah bertemu dengan saya, orang tua, dan keluarga," kata Apriansyah kepada TribunGorontalo.com, Selasa (7/11/2023).

Menurut Apriansyah, perkembangan kasus ini sudah memasuki tahap penyidikan. Ia mengaku mendampingi beberapa saksi yang diperiksa di Polres Bone Bolango.

Sementara ekshumasi rencana akan digelar pada lusa, Kamis (9/11/2023).

"Walaupun memang itu jalan terbaik, nanti kita lihat hasil sebentar pertemuan dengan pihak polres. Dengan niat membantu juga pihak kepolisian mengungkap secara terang benderang ini kasus, kami dari keluarga akan ikhlas," ungkap kakak Hasan itu.

"Tapi nanti kita lihat pertemuan sebentar dengan orang tua," sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Polres Bone Bolango menggelar ekshumasi dalam dua hari ke depan.

“Rencananya kalau tidak hari rabu atau kamis kita akan melaksanakan ekshumasi, guna melihat apakah ada tanda tanda kekerasan, penyebab kematiannya,” kata Kasat Reskrim Polres Bone Bolango, Iptu Muhammad Ariyanto, kepada TribunGorontalo.com, Senin (6/11/2023).

“Kemarin hari Jumat kami sepakat kasus ini kita naikan ke sidik karena diduga ada tindak pidana 351 ayat 3, atau 359 kelalaian yang menyebabkan meninggal dunia, antara dua itu pasalnya,” imbuhnya.

Polisi sudah mengirim surat pemberitahuan kepada keluarga Hasan Saputro Marjono soal kepentingan penyelidikan sesuai pasal 133 - 135 KUHP tentang Ekshumasi.

“Sesuai 134 KUHP ayat 3 situ penyidik diberikan wewenang oleh KUHP pemberitahuan ke keluarga sebelum dilakukan ekshumasi," ungkap Kasat Reskrim.

Pelaksanaan Ekshumasi nanti, Polres Bone Bolango akan berkoordinasi dengan tim medis daerah, serta tim Forensik dari Sulawesi Utara.

“Untuk tenaga medis atau forensik jadi di Gorontalo itu ada, tepatnya di RSUD Bumi Panua Dokter Hery Mundung. Nantinya kalau ada sampel yang mau diambil, kita akan berkoordinasi dengan forensik dari Sulawesi Utara,” pungkas Ariyanto.

Tim Investigasi IAIN Gorontalo selidiki kematian Hasan Saputro Marjono

Tim investigasi kasus kematian mahasiswa baru (maba) IAIN Gorontalo merampungkan penyelidikannya. Tim ini dibentuk oleh pihak rektorat IAIN Gorontalo. 

Ketua Tim Investigasi, Darwin Botutihe menjelaskan, bahwa saat ini laporan investigasi itu sudah di meja rektor IAIN Gorontalo. 

Darwin tidak menggambarkan laporan investigasi  yang dibuat oleh pihaknya. Hanya saja, kini laporan itu akan ditindaklanjuti di level rektorat. 

"Kalau di kampus kan ada prosedurnya, ada investigasi dan dewan etik. Sekarang sementara proses dewan etik," jelas Darwin kepada TribunGorontalo.com, Jumat (3/11/2023) siang hari.

Kendati begitu, panitia pengkaderan yang menyebabkan kematian mahasiswa itu telah dipanggil oleh pihaknya.

Pemanggilan telah dilakukan pada pekan lalu dan investigasi pun, kata Darwin, dinyatakan selesai.

"Kami sudah lakukan panggilan pekan lalu, dan investigasi ini juga sudah selesai dan hasilnya telah kami laporkan ke Rektor," ucapnya.

Baca juga: Tak Ingin Kasus Kematian Mahasiswa IAIN Gorontalo Mandek, Keluarga dan Kerabat Datangi Polda

Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswa Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo meninggal dunia saat mengikuti pengkaderan.

Mahasiswa tersebut bernama Hasan Saputro Marjono, mahasiswa baru di Fakultas Syariah IAIN Gorontalo.

Korban dinyatakan meninggal dunia saat mengikuti pengkaderan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI), di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango pada Minggu (1/10/2023) 

Dalam pengkaderan tersebut, terdapat beberapa kegiatan yang meliputi latihan ceramah, outbond, dan hiking.

Berdasarkan hasil temuan tim investigasi, Hasan meninggal diduga adanya kekerasan saat kegiatan pengkaderan kampus.

Darwin pun mengungkapkan, bahwa pihaknya telah menemukan fakta adanya kekerasan dalam proses pengkaderan yang diikuti oleh korban tersebut.

"Kita sudah mengungkap fakta yang sebenarnya dan kita temukan di antaranya indikasi itu ada (kekerasan)," ungkap Darwin secara singkat, Kamis 12/10/2023.

Selain itu, menurut keterangan kepolisian, Kasatreskrim Polres Bone Bolango, Iptu Muhammad Ariyanto, pihaknya telah menemukan fakta bahwa pengkaderan itu ada dugaan kontak fisik.

"Pertama adanya keterangan tindakan fisik yang kami nilai masih jauh membahayakan," ujar Kasat Reskrim Polres Bone Bolango.

Beberapa fakta lain yang ditemukan adalah adanya kekerasan lain di organ vital, seperti menendang di bagian dada.

"Ada tindakan menendang di bagian dada, ini akan kita dalami, karena ini bagian titik fatal," ujar Iptu Ariyanto.

Selain itu, beberapa keterangan saksi juga menyatakan adanya tindakan kekerasan lain seperti halnya penamparan.

"Beberapa keterangan juga berupa menggampar pake sendal di kegiatan itu dari saksi, itu yang kita akan kembangkan sejauh mana tindakan fisik yang diberikan oleh panitia maupun pelaksanaan di lapangan kemarin," jelas Ariyanto.

Pihaknya pun menuturkan dugaan kematian dari mahasiswa ini pula terkesan ditutupi panitia.

"Kalau tanda tanda kekerasan saat di foto karena memang kejadian ini ditutupi dari pihak kepolisian. Jadi kita dapatnya dari foto, di dapatkan sudah di rumah duka, jadi di foto oleh kakaknya ada bercak di bibirnya," tambahnya.

Baca juga: Selidiki Dugaan Kekerasan, Kuburan Mahasiswa IAIN Gorontalo Akan Digali Polisi

Sosok Hasan Saputro Marjono di mata keluarga

Kakak korban Moh Aprianyah Putra, merasa belum ikhlas sepenuhnya atas kepergian adiknya.

Aprian mengaku merasa sangat kehilangan sosok adiknya.

Bahkan sehari sebelum mengikuti diklat, Hasan sempat pamitan kepada orangtua termasuk kakaknya.

"Tidak pernah terlintas di benak saya jika hari itu adalah hari terakhir saya melihat dia (Hasan)," ungkap Aprian kepada TribunGorontalo.com, Minggu (08/10/203).

Menurutnya, Hasan adalah sosok pendiam.

Namun di balik sikap pendiam itu, Hasan dikenal jujur dan sederhana.

"Dalam lingkungan keluarga pun dia (Hasan) sangat rajin, bahkan lebih rajin dari saya," tukas Pian.

Sikapnya yang baik membuat keluarga merasa sangat kehilangan.

Diberitakan sebelumnya, Hasan Saputro Marjono, mahasiswa Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo meninggal saat menjalani pengkaderan yang dilaksanakan oleh jurusannya di Desa Lompotoo, Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Minggu (01/10/2023).

Hasan Marjono diketahui merupakan mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Syariah IAIN Gorontalo.

Mohammad Apriansyah (26) kakak Hasan Saputro Marjono mengatakan, saat ia melihat kondisi korban yang terbaring di ruang IGD RS Aloei Saboe. Dia sempat melihat ada beberapa luka goresan dan memar di tubuh korban.

"Secara fakta yang saya lihat pada tubuh korban itu, ada beberapa goresan," ujarnya kepada TribunGorontalo.com di Polda Gorontalo, Selasa (3/10/2023) malam hari.

Menurutnya, sebelum korban berangkat menuju lokasi pengkaderan, korban masih dalam keadaan baik dan tidak memiliki luka.

Sekadar informasi, sehari sebelum korban berangkat ke lokasi pengkaderan pada Rabu (27/9/2023), korban sempat bertemu dengan kakaknya.

Pertemuan tersebut sebagai perizinan korban untuk berangkat ke lokasi pengkaderan yang berlangsung di Desa Lompotoo, Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Kamis (28/9/2023) hingga Minggu (1/10/2023).

Saat kakak korban bertemu dengan adiknya, Apriansyah sempat memastikan bahwa adiknya tersebut dalam keadaan baik dan tak memiliki luka ataupun memar.

Namun kenyataannya, kondisi korban saat meninggal dunia memiliki goresan di bagian tangan dan memar di bagian dahi.

"Sebelum korban berangkat itu, saya juga perhatikan bahwa tidak ada sama sekali luka gores baik itu di bagian tangan dan dahi korban," imbuhnya tegas.

Apriansyah pun menjelaskan, beberapa luka gores dan memar yang berada di bagian tubuh korban.

Untuk luka goresnya berada di bagian tangan sebelah kanan dan dahi korban. Kemudian, luka memar berada di bagian bawah telinga.

"Untuk rekam medik dari rumah sakit saya belum ambil, dan ini sebagai bukti juga apa penyebab dari luka dan memar itu," jelasnya.

Baca juga: Kasus Kematian Mahasiswa IAIN Gorontalo Dilimpahkan di Polres Bone Bolango

IAIN Bentuk Tim investigasi

Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kematian mahasiswa baru.

Mahasiswa bernama Hasan Saputro Marjono seorang mahasiswa baru di Fakultas Syariah IAIN Gorontalo.

Hasan dinyatakan meninggal dunia saat mengikuti pengkaderan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) pada Minggu (1/10/2023) di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango.

"Kami diminta Rektor untuk membentuk tim untuk melakukan investigasi. Karena bagaimanapun lembaga pasti bertanggung jawab dalam hal ini," ujar Ahmad Faisal, Dekan Fakultas Syariah IAIN Gorontalo saat ditemui TribunGorontalo.com di gedung rektorat, Senin (2/10/2023) sore hari.

Untuk kepastian penyebab kematian mahasiswa tersebut, Faisal mengatakan, pihaknya belum bisa menanggapi apa pun. Sebab, mereka belum mengetahui detailnya.

"Cerita yang beredar, awalnya korban itu penyakitnya kambuh. Itu kejadiannya di lokasi pengkaderan," ujar Faisal.

Faisal menegaskan bahwa tidak ada tindak kekerasan terhadap mahasiswa yang mengikuti pengkaderan.

 

(TribunGorontalo.com/Agung)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved