Peneliti Sebut Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca tak Cukup Perangi Perubahan Iklim

Penulisan makalah tersebut dipimpin oleh peneliti James Hansen, mengungkap fakta-fakta penting tentang perubahan iklim dan menyajikan pandangan yang m

Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
Gas rumah kaca. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Berdasarkan makalah terbaru yang diterbitkan dalam Oxford Open Climate Change, manusia dihadapkan pada tantangan besar dalam menghadapi perubahan iklim.

Penulisan makalah tersebut dipimpin oleh peneliti James Hansen, mengungkap fakta-fakta penting tentang perubahan iklim dan menyajikan pandangan yang memicu pertimbangan serius.

Gas Rumah Kaca dan Sensitivitas Iklim

Sejak abad ke-19, ilmuwan telah mengetahui bahwa gas rumah kaca yang menyerap sinar inframerah adalah penyebab utama pemanasan permukaan Bumi.

Gas-gas ini ada secara alami, tetapi juga meningkat karena aktivitas manusia, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan karbon dioksida (CO2).

Saat ini, kadar CO2 di atmosfer mencapai level yang tidak terjadi selama jutaan tahun.

Masalah utama yang menjadi perdebatan adalah seberapa besar peningkatan CO2 akan mengakibatkan kenaikan suhu global.

Pada tahun 1979, Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat menyimpulkan bahwa menggandakan kadar CO2 atmosfer kemungkinan akan menyebabkan pemanasan antara 1,5 hingga 4,5 derajat Celsius.

Namun, makalah terbaru ini mengungkapkan bahwa sensitivitas iklim mungkin lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya,

Estimasi terbaiknya adalah pemanasan global sebesar 4,8°C ketika kadar CO2 digandakan.

Ini jauh melebihi perkiraan 3°C dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Peran Aerosol dalam Perubahan Iklim

Tidak hanya gas rumah kaca yang memainkan peran penting dalam perubahan iklim.

Partikel udara halus atau aerosol yang dihasilkan oleh aktivitas manusia juga memiliki efek signifikan.

Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemanasan yang diharapkan dalam abad terakhir telah diimbangi oleh efek pendinginan aerosol buatan manusia.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved