5 Situs Cagar Budaya di Gorontalo, Bisa Jadi Objek Wisata Sejarah

TRIBUNGORONTALO.COM -- Provinsi Gorontalo, yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi, memiliki warisan budaya yang kaya dan beragam.

Situs-situs bersejarah yang tersebar di seluruh provinsi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan sejarahnya.

Beberapa dari situs ini bahkan telah diakui sebagai cagar budaya nasional oleh pemerintah, dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) atau kini bernama Balai Pelestar Kebudayaan (BPK) Wilayah Gorontalo, turut andil dalam menjaga dan melestarikan warisan berharga ini.

Rosalina Rambung, seorang fungsional pamong budaya muda di BPK Gorontalo, menjelaskan bahwa pihkanya berperan penting dalam menjaga cagar budaya di wilayah ini.

Karena itu, setiap situs cagar budaya memiliki seorang juru pelihara (jupel) yang bertanggung jawab atas pemeliharaannya.

"Jupel memelihara situs-situs yang kita anggap potensial untuk dijaga," katanya.

Namun, tidak semua cagar budaya memiliki jupel, seperti Masjid Hunto yang sudah memiliki jupel sebelum BPCB didirikan.

Meskipun begitu, BPCB terus berupaya untuk melestarikan warisan budaya ini.

Berikut adalah beberapa cagar budaya yang telah dijaga dan dilestarikan dengan baik oleh BPK Provinsi Gorontalo:

1. Benteng Otanaha, Orange, dan Emas

Benteng Otanaha, yang terletak di Jalan Usman Isa, Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat Gorontalo, adalah salah satu cagar budaya.

Selain itu, terdapat pula benteng orange dan benteng mas di Kabupaten Gorontalo Utara, yang menjadi saksi bisu masa penjajahan.

2. Masjid Hunto Sultan Amai

Masjid ini terletak di Kelurahan Biawu, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.

Ini merupakan situs cagar budaya yang memiliki nilai sejarah yang sangat penting.