Pemkot Gorontalo

Pemkot Gorontalo Rencanakan Festival Kota Tua, Ini Kata Marten Taha

Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo berencana melaksanakan Festival Kota Tua di Kota Gorontalo.

|
Penulis: Husnul Puhi | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo/Ade Puhi
Potret bangunan di Kota Tua Gorontalo 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo berencana melaksanakan Festival Kota Tua di Kota Gorontalo.

Wali Kota Gorontalo Marten Taha mengatakan, Festival Kota Tua bertujuan mempromosikan pariwisata, sekaligus membangkitkan kembali ingatan di masa lalu.

"Misalnya transportasi zaman dulu, seperti bendi, kita hidupkan lagi. Ada pula orang-orang yang berjualan dengan baki," kata Marten Taha saat menjadi narasumber dalam talkshow Lebih Dekat Tribun Gorontalo.

Marten juga menegaskan, revitalisasi Kota Tua ini sudah masuk dalam program Pemkot Gorontalo.

"Kami sudah merancang rencana pembangunan jangka menengah untuk Kota Tua ini," imbuhnya.

Meski begitu, Marten juga mengakui belum sepenuhnya penataan Kota Tua ini bisa dilakukan.

"Kami terus berupaya untuk tetap menjaga kelestarian Kota Tua ini," jelasnya.

Diketahui, wilayah Kota Tua di Kota Gorontalo terdapat beberapa peninggalan zaman dahulu.

Mulai dari bangunan-bangunan tua masih dengan arsitektur lama, kawasan dan lingkungan, serta aktivitas masyarakatnya.

"Kota Tua ini menjadi aset bagi Kota Gorontalo, yang tentunya harus dikembangkan lebih semarak lagi," tandasnya.

Baca juga: Persidago Siap Seleksi Pemain jelang Piala Indonesia 2023

Sejarah singkat Kota Tua

Kota Tua diketahui telah terdaftar di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo.

Kota Tua memiliki luas wilayah kurang lebih 158,4 hektare (ha) dari total 7903 ha luas Kota Gorontalo, .

BPCB mengidentifikasi Kota Tua dari Lapangan Taruna Remaja hingga wilayah Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.

Pada tahun 1894, Gorontalo sempat dijadikan ibu kota (afdeling) oleh pemerintah Hindia Belanda.

Wilayah yang kini disebut Kota Tua itu merupakan pusat pemerintahan, hingga pendidikan.

Irfanuddin Wahid Marzuki sempat menulis disertasi berjudul “Morfologi Kota Gorontalo Dari Masa Tradisional tahun 2018.

Kota Gorontalo terbentuk menjadi kota kolonial dimulai saat lokasi pusat dipindah ke arah selatan.

Pusat kota berupa lapangan itu dikenal saat ini dengan nama Lapangan Taruna Remaja.

Sementara, Rumah Dinas Gubernur Gorontalo di samping Taruna Remaja dahulunya merupakan kediaman asisten residen.

Kawasan tersebut dikelilingi hotel, penjara, perkantoran, serta permukiman masyarakat Hindia Belanda.

Warisan Peradaban

Saat kunjungan ke Rudis Penjabat Gubernur Gorontalo, Minggu (9/7/2023), Sekretaris Jenderal Global Geopark Network (GGN) Unesco Guy Martini ingin Pemerintah Provinsi Gorontalo melestarikan Kota Tua.

Guy Martini mengungkapkan, situs-situs sejarah menjadi warisan peradaban bagi generasi penerus.

Kota tua baginya memiliki nilai bersejarah, sehingga cocok dijadikan pusat informasi Geopark Gorontalo. 

Sebab, keunikan daerah dari aspek geologi, budaya dan sejarah patut diketahui masyarakat di masa depan.

"Kami mencoba menyampaikan kepada gubernur mengenai pentingnya program yang dibawa oleh UNESCO Global Geopark Network. Kami juga membahas pentingnya melestarikan rumah rumah tua,” ungkap Martini. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved