Pilpres 2024

Pengamat Politik Gorontalo Tanggapi Soal Enam Lembaga Survei Nyatakan Prabowo Menang Pilpres 2024

Pengamat Politik Gorontalo Daniel Kalangie menanggapi enam Lembaga Survei yang menyatakan Prabowo bakal memenangkan pilpres 2024.

Penulis: Risman Taharudin | Editor: Fadri Kidjab
Kolase TribunGorontalo.com
Prabowo Subianto dinyatakan mengungguli Ganjar dan Anies dalam Pilpres 2024. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Pengamat Politik Gorontalo Daniel Kalangie menanggapi enam Lembaga Survei yang menyatakan Prabowo bakal memenangkan pilpres 2024.

Enam Lembaga Survei dimaksud adalah Political weather station (PWS), Indopol, Indonesia political opinion, Lembaga Survei Indonesia, Indikator dan LSI.

Menurut Daniel Kalangie, saat membaca hasil survei, orang jarang memperhatikan konsistensi tren elektabilitas dari satu periode survei tertentu ke periode lainnya.

Soal indikasi Prabowo akan memenangkan Pilpres 2024, lanjut dia, perlu melihat tren elektabilitasnya seperti apa. Dalam kasus lain, tak jarang calon yang sudah dinyatakan berada di atas angin saat survei justru kalah saar hari H pemilu.

Alumnus Universitas Gadjah Mada itu menjelaskan, banyak faktor lain di luar hasil survei untuk menentukan apakah seorang kandidat dapat memenangkan kontestasi elektoral atau tidak.

"Perlu diingat, Prabowo adalah “pemain lama” yang sudah ikut berkontestasi dalam proses elektoral sejak 2004," kata Daniel kepada TribunGorontalo.com, Minggu (2/7/2023).

Baginya, Prabowo telah melewati empat pemilu pasca reformasi yakni 2004,2009,2014,2019. Dari segi popularitas, ia menilai wajar apabila Prabowo sangat terkenal.

"Tetapi apakah artinya ini menunjukkan Prabowo memiliki tingkat keterpilihan yang tinggi juga? Belum tentu," kata dia.

Baca juga: Alan Lahay Maknai Idul Adha sebagai Momentum Masyarakat Gorontalo Berlomba-lomba dalam Berbagi

Sebagai contoh, Prabowo di 2014 adalah seorang kandidat yang pernah berkontestasi di Pilpres 2009 sebagai Cawapres. Lawannya, Joko Widodo adalah “pemain baru” dalam pentas politik nasional setelah keberhasilannya di Pilgub DKI.

Tapi, hasil Pilpres 2014 justru menunjukkan bahwa Prabowo kalah dari Jokowi. Dengan kata lain, tingkat popularitas tidak selalu berjalan lurus dengan tingkat elektabilitas.

Daniel menambahkan, tidak ada survei elektabilitas Prabowo atau calon lain yang tiba-tiba melangit.

"Sekali lagi, perhatikan tren suara," tegasnya.

Pada masa sebelum pemilu, wajar saja jika kandidat mengalami naik turun suara, baik karena strategi politik kandidat ataupun faktor eksternal yang membuat kandidat mendapat atau tidak mendapat dukungan dari sebagian publik.

Daniel mengatakan, semua bergantung pada kemampuan kandidat untuk memaksimalkan modal politik yang dimiliki mereka, guna menjaga tren suara untuk tetap unggul hingga selesai pemilihan. (*)

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved