Perang Rusia Ukraina
Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-482: Presiden Ramaphosa Memuji Misi Perdamaian Afrika
Update perang Rusia vs Ukraina hari ke-482, Selasa (20/6/2023): Presiden Cyril Ramaphosa memuji misi perdamaian Afrika di tengah konflik di Eropa.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNGORONTALO.COM - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa memuji misi perdamaian Afrika dalam perang yang terjadi antara Rusia vs Ukraina.
Dilansir TribunGorontalo.com dari Al Jazeera pada Selasa (20/6/2023), Ramaphosa beserta para pemimpin negara Afrika lainnya telah berkunjung ke Ukraina dan Rusia untuk menyerukan perdamaian.
Ramaphosa pun memuji misi Afrika untuk menengahi perdamaian di Ukraina sebagai "bersejarah" meskipun sambutan hangat oleh para pemimpin perang Rusia dan Ukraina.
Ramaphosa membuat pernyataan sekembalinya pada Senin (19/6/2023) dari pembicaraan di Ibu Kota Ukraina, Kyiv dan Kota St Petersburg di Rusia meski pembicaraan tidak membuahkan hasil segera.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-481: Zaporizhzhia dan Donetsk Jadi Fokus Serangan Balik
Delegasi pemimpin Afrika terkemuka bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Sabtu (17/6/2023) sebelum terbang ke Rusia untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari berikutnya.
“Inisiatif ini bersejarah karena ini adalah pertama kalinya para pemimpin Afrika memulai misi perdamaian di luar pantai benua,” kata Ramaphosa dalam buletin mingguannya.
Ramaphosa menambahkan “salah satu pencapaian utama” dari misi tersebut “adalah penerimaan positif” yang diterima dari kedua belah pihak, “yang memberikan optimisme bahwa proposal tersebut akan dipertimbangkan”.
Menurut Ramaphosa, baik Zelensky maupun Putin telah menyetujui keterlibatan lebih lanjut.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-479: Dikunjungi Para Pemimpin Afrika, Zelensky Minta Hal Ini
Sementara itu, sebuah pembangkit tenaga listrik kontinental, Afrika Selatan telah menolak untuk mengutuk invasi Ukraina, mengatakan ingin tetap netral dan lebih memilih dialog untuk mengakhiri perang.
Misi para pemimpin Afrika membawa suara benua yang sangat menderita akibat dampak konflik Ukraina, terutama dengan kenaikan harga biji-bijian.
Misi tersebut mengajukan proposal 10 poin, termasuk de-eskalasi, pengakuan kedaulatan negara, ekspor biji-bijian tanpa hambatan melalui Laut Hitam, dan mengirim tawanan perang dan anak-anak kembali ke negara asal mereka.
Namun prinsip-prinsip itu dianggap "sangat sulit diterapkan" oleh Kremlin, sementara Zelensky mengesampingkan pembicaraan dengan Rusia selama pasukan Putin menduduki wilayah Ukraina.
Untuk diketahui, tim diplomatik ini meliputi Presiden dari Afrika Selatan, Senegal, Komoro dan Zambia, serta pejabat tinggi dari Uganda, Mesir dan Kongo-Brazzaville.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-478: AS Sebut Serangan Balik Kyiv Jadi Pertarungan Sulit
Rencana Besar Ukraina
Adapun di medan pertempuran, Ukraina mengaku akan memberikan serangan besar untuk pasukan Rusia dalam perang yang telah berlangsung sejak 24 Februari 2022 ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.