Khotbah Jumat Gorontalo
Khotbah Jumat: Jujur adalah Garis Pemisah Seseorang Itu Muslim atau Tidak
Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi Rasul, terlebih dahulu dikenal sebagai orang jujur dalam segala hal.
TRIBUNGORONTALO.COM - Kejujuran sangat penting dalam kehidupan manusia.
Kejujuran mendapatkan tempat tertinggi dalam ajaran agama islam. Hal itu dibuktikan sebagai sifat wajib bagi para rasul.
Bahkan kewajiban itu menempati urutan sifat-sifat wajib lainnya.
Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi Rasul, ia terlebih dahulu dikenal sebagai orang jujur dalam segala hal.
Ia pun mendapatkan gelar Al-Amin, berarti orang yang terpercaya.
Derajat tinggi dimiliki Muhammad SAW, yakni derajat sebagai Rasulullah atau utusan Allah itu diawali dari sifat-sifat terpuji, diantaranya adalah kejujuran.
Al-Qur'an sebagai ajaran dasar agama islam banyak mengungkapkan pentingnya kejujuran. Baik dalam bentuk konsep maupun contoh secara konkret.
Di dalamnya juga menyampaikan akibat-akibat yang ditimpa oleh kaum terdahulu karena tidak mengindahkan nilai-nilai kejujuran.
Sikap jujur dalam diri setiap muslim merupakan hal yang harus dikedepankan, agar tidak menimbulkan masalah-masalah dalam kehidupan ini.
Sifat (jujur) ini adalah garis pemisah apakah seseorang bisa disebut muslim sesungguhnya atau tidak.
Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah hadist bahwa tidak ada seseorang bisa dikatakan muslim jika ia tidak jujur.
Berpijak pada pentingnya nilai-nilai kejujuran dalam kehidupan manusia sebagaimana diperintahkan dalam agama, ketidakjujuran akan merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.
Karena, ketidakjujuran akan menyebabkan perselisihan. Perselisihan akan menyebabkan permusuhan, yang berarti kerusakan dan kehancuran.
Oleh sebab itu, Allah SWT berfirman yang artinya, "Hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah. Dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar," (Q.S At-Taubah: 19).
Baca juga: Khotbah Jumat Gorontalo: Pesan Cinta di Balik Ujian Allah
Ayat tersebut di atas secara khusus memerintahkan umat manusia agar bersama orang-orang benar. Yaitu orang yang jujur, walaupun sifat jujur itu sudah termasuk dalam pengertian takwa.
"Untuk itu, marilah kita pertahankan sikap jujur ini dalam setiap tingkah laku kita. Karena kejujuranlah akan mengantarkan pada keberuntungan dan kebahagiaan," ucap Khatib. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.