Pilpres 2024
370 Hari Menuju Pemilu - Pilpres 2024, Hensat: Perjanjian Utang Anies-Sandiaga, Kalau Menang Selesai
Perjanjian utang Rp 50 miliar antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sudah selesai.
TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta - Perjanjian utang Rp 50 miliar antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sudah selesai.
Anies - Sandi telah memenangkan Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Artinya, tidak ada utang. Perjanjiannya kalau kalah pilkada uang dikembalikan, bila menang selesai.
Demikian penjelasan Perwakilan Tim Kecil Anies Baswedan, Hendri Satrio.
Kata Hensat, isi perjanjian utang Rp 50 miliar yang melibatkan Anies dan Sandiaga hanya sebatas harus mengembalikan uang itu apabila kalah di Pilgub DKI 2017.
Jika pasangan Anies-Sandi menang, maka perjanjian dianggap telah selesai. Anies tidak perlu mengembalikan uang Rp 50 miliar ke Sandiaga.
"Enggak ada (lagi perjanjiannya). Cuma itu doang. Jadi pinjam, kalau kalah dibalikin, kalau menang selesai. Enggak ada yang lain, cuma itu doang," ujar Hensat saat dihubungi, Rabu (8/2/2023).
Hensat mengatakan, perjanjian antara Anies dan Sandiaga ini bukan terkait ikhlas ataupun lunas.
"Jadi ini bukan tentang ikhlas-ikhlasan atau lunas-lunasan. Bukan tentang itu. Jadi seolah-olah kan, 'wah pahlawan banget tuh mengikhlaskan Rp 50 miliar', enggak gitu," kata Hensat.
"Emang sudah selesai. Jadi bukan tentang ikhlas-ikhlasan atau lunas-lunasan. Mereka menang, selesai, jadi itu. Jadi bukan tentang ikhlas atau lunas. Ini tentang selesai karena mereka sudah menang dan perjanjiannya itu doang," ujarnya menegaskan lagi.
Anies "Melejit"
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menduga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno maupun Gerindra sedang putus asa melihat mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki tiket maju calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
Keputusasaan itu yang kemudian membuat Sandiaga maupun Gerindra mengungkit perjanjian antara Anies, Prabowo Subianto, dan Sandiaga Uno dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2017.
"Mengemukanya isu ini bisa karena keputusasaan Sandiaga, atau Gerindra, karena Anies yang mereka harapkan menjadi pendorong Prabowo, justru melejit sendiri dan telah dideklarasikan oleh Nasdem," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/2/2023).
Dedi juga menduga perjanjian itu juga dikemukakan Sandiaga karena berkaitan dengan Pilpres 2019. Saat Pilpres 2019, Sandiaga merupakan calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto yang juga didukung oleh Gerindra.
Namun, melihat Anies yang kini punya tiket Pilpres 2024, ada perasaan ketertinggalan yang diduga dialami oleh Sandi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.