Ramadhan Gorontalo

Malam Berkesan di Momen Ramadhan Gorontalo, Warga Menyebutnya Yimelu, Ini Artinya

Kata Yimelu ini merupakan bahasa yang kerap disebut-sebut jelang malam pertama Ramadhan Gorontalo.

|
TribunGorontalo.com/WawanAkuba
Masjid Agung Limboto. Masjid ini kerap sesak kala Ramadhan Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Berbeda dengan yang lain, malam pertama Ramadhan Gorontalo kerap disebut Yimelu

Kata Yimelu ini merupakan bahasa yang kerap disebut-sebut jelang malam pertama Ramadhan Gorontalo.

Yimelu dalam istilah jelang Ramadhan Gorontalo, berarti malam pertama ramadhan. Malam pertama untuk sahur. 

Warga Gorontalo seperti halnya umat muslim di dunia, menyambut ramadhan dengan gembira. 

Baca juga: 5 Tips Menjalani Puasa Ramadhan untuk Pemula: Dari Niat hingga Latihan Puasa

Karena itu Yimelu sendiri sebenarnya adalah sebuah bentuk ekspresi kegembiaraan itu. 

Yimelu menjadi semacam perayaan kecil yang dilakukan keluarga-keluarga di Ramadhan Gorontalo.

Salah satu bentuk ekspresi senang itu adalah dengan menyembelih ayam untuk dimakan bersama keluarga pada malam sahur pertama di bulan Ramadhan.

Ditambah dengan menyantap makanan manis bernama Tili Aya. sebuah kudapan lokal yang memang sulit ditemuka di hari-hari biasa. 

Salah seorang warga Gorontalo, Momy Hunowu, mengungkapkan mohimelu (kata kerja Yimelu) tidak hanya sekadar tradisi, tetapi manifestasi anjuran agama. 

Menurutnya, ada perjumpaan Islam dengan budaya lokal dalam mohimelu, sehingga menjadi peristiwa yang sangat mengesankan, terpola dan berulang. 

Baca juga: Tips Ramadhan: Minum Air Terlalu Banyak Saat Sahur Tidak Dianjurkan

Ini yang menjadikannya paling dirindukan setiap tahun karena menjadi irama penambah syahdu pada “mohiyonga hulalo” (takbiran) saat Ramadhan berakhir.

Menurut Momy, mohimelu menunjukkan betapa orang Gorontalo sangat menghormati bulan suci Ramadan. 

Sebab, masyarakatnya menyambutnya dengan penuh suka cita, merayakannya dengan bersilaturahmi, saling berbagi, dan berkumpul bersama menikmati menu sahur perdana dengan penuh cita rasa dan penuh ekspresi kegembiraan.

“Inilah poin yang diapresiasi rasul kita dengan jaminan terbebas dari api neraka ‘Potala bolo’ (semoga),” kata Momy dengan penuh harap.

Momy menceritakan bahwa mohimelu di beberapa komunitas pedesaan dilakukan dengan berbagi ayam kepada sanak keluarga. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved