Kasus Rahmat Ambo Masuk Tahap II, Polda Gorontalo Serahkan Barang Bukti ke Kejari Boalemo
Polda Gorontalo yang menangani kasus tersebut, kini menyerahkan Rahmat Ambo beserta barang bukti ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Boalemo pada Kamis (22/1
Dia sempat bersekolah hingga kelas I di SMA 1 Marisa, namun kemudian pindah ke SMA 1 Boalemo, Gorontalo.
Namanya mulai populer, sebab saat di bangku kelas II SMA, dia menjadi duta Paskibraka Nasional di Jakarta, tahun 2003.
Usai menamatkan sekolah di Boalemo, Rahmat berpetualang ke ibu kota negara di Jakarta.
Sambil mencari peluang melanjutkan ke perguruan tinggi,
dan postur dan paras menawan, dia diterima jadi pramusaji di sebuah restoran VVIP di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
“Kalau jujur pasti hidup di kampung orang. Karena pesan orangtua saya, kau tidak usah pintar-pintar. Yang penting jujur,” ucap Rahmat, kepada wartawan outlet media online lokal di Gorontalo, akhir 2021 lalu.
Kisah kejujurannya diuji. Suatu malam, di medio 2000-an, Timotius, seorang petinggi BCA, ketinggalan dompet.
Keesokan harinya, saat si pemilik dompet bertandang kembali ke resto, dompet itu dia kembalikan.
Kisah kejujurannya itu, berbuah karier awalnya menekuni bisnis retail finance.
Dia ditawari jadi sales kartu kredit BCA, bank swasta terbesar di Indonesia. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/24122022_rahmat-ambo.jpg)