Mahasiswi UNG Dilecehkan
Klarifikasi RS Aloei Saboe Terhadap Pelecehan Mahasiswi Profesi Ners UNG: Hanya Megang Tangan
Hansmi Jahja Wadir Umum dan Keuangan RS Aloei Saboe menjelaskan, kejadian pelecehan itu terjadi 24 Oktober lalu.
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Pihak Rumah Sakit (RS) Aloei Saboe mengakui adanya tindak pelecehan seksual oleh oknum pegawainya terhadap seorang mahasiswi.
Hansmi Jahja Wadir Umum dan Keuangan RS Aloei Saboe menjelaskan, kejadian pelecehan itu terjadi 25 Oktober lalu.
Namun, kasusnya baru heboh awal November 2022 ini. Pihaknya pun sebetulnya sudah melakukan serangkaian pemeriksaan dan penyelidikan.
Kata dia, pelaku merupakan oknum pegawai RS Aloei Saboe yang bekerja di ruang pengaduan. Ini semacam ruang kontrol atau monitoring RS. Dari ruangan inilah, suasana RS dipantau.
Kebetulan, mahasiswi profesi ners Universitas Negeri Gorontalo (UNG) itu, mendatangi ruang kontrol untuk mengadu jika dirinya kehilangan dompet.
Saat itulah, pelaku memegang tangan korban dan menarik ikat jilbab. Tindakan itupun sudah diakui pelaku saat diklarifikasi pihak RS.
“(Pelaku) hanya megang tangan dan tali belakang jilbab, tidak ada sampai berbuat tidak baik, pegawai pun sudah meminta maaf terkait hal itu kepada korban.” kata Hasnmi.
Akibat perbuatannya kata Hasnmi, oknum pegawai itu dipindahkan dari posisi kerjanya. Kini tidak lagi bekerja di ruang kontrol RS.
Diakui Hasnmi, oknum pegawai yang diduga pelaku itu, sudah bekerja di RS Aloei Saboe sejak 10 tahun lalu. Meski begitu, karena berbuat pelanggaran, pihaknya memberikan tindakan tegas.
“Jujur, kami seluruh pegawai di RSAS kaget mendengarkan kejadian tersebut sampai tersebar di media sosial," tukas Hasnmi.
Kronologi Kejadian
Dari penuturan korban yang dirangkum TribunGorontalo.com, dugaan pelecehan terjadi akhir Oktober 2022 lalu. Tepatnya pada 24 Oktober.
Saat itu, mahasiswi profesi ners UNG yang sedang magang, mengaku kehilangan dompet. Mahasiswi itu sudah melakukan pencarian di berbagai sudut RS, namun tidak juga menemukan dompetnya.
Padahal, dompet itu berisi uang senilai Rp 900 ribu. Karena panik, mahasiswi itupun meminta bantuan ke ruang pengaduan, yang kebetulan itu adalah ruang kontrol. Di tempat itu, terdapat CCTV yang terpasang di seluruh RS.
Mahasiswi ini berharap, ia bisa menemukan dompetnya dengan mengecek CCTV. Jika barangkali dicuri atau ditemukan oleh orang lain, ia setidaknya tahu.