Rayakan Walima, Napi Lapas Gorontalo Buat 18 Tolangga dan 15 Toyopo

Disebutkan, 500 napi beserta petugas Lapas Gorontalo menyediakan 18 tolangga dan 15 toyopo dan diantarkan ke  Masjid At-Taubah Lapas II A Donggala,

Penulis: Husnul Puhi |
TribunGorontalo.com
Potret tolangga yang dibuat napi Lapas Kelas II A Gorontalo. 

"Yang dinilai adalah bagaimana penyediaan atau menghias kue-kue tradisional," imbuhnya.

Dalam perlombaan tersebut, dinilai yang paling utama adalah nilai tradisionalnya. Dalam hal ini untuk menghargai tradisi yang berada di Gorontalo.

Dana pembuatan tolangga beserta kue dari para napi, juga ada bantuan sebagian dari pegawai lapas. 

"Mereka menyediakan sendiri untuk dananya, dan kami sendiri juga," tutup Kasdin.

Tolangga dan Toyopo

Sebuah budaya Gorontalo yang sudah menjadi tradisi wajib adalah merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW atau disebut “Walima”. 

Agusfrianti Toonaw menulis dalam jurnalnya, bahwa dalam budaya Gorontalo, Walima yang dilakukan masyarakat Gorontalo adalah wujud nyata kecintaan pada Nabi Muhammad SAW.

Ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki.

Dalam budaya Gorontalo, perayaan Walima ditandai dengan melakukan dikili semalam suntuk di masjid. Dikili adalah tradisi peninggalan leluhur, berupa kalimat-kalimat pujian kepada Nabi Muhammad serta kisah-kisah nabi Muhammad.

Pada dulu kala, para tokoh agama dan adat bersepakat, perayaan Walima dilakukan dengan membuat satu wadah atau tempat yang diberi nama “Lilingo”. 

Lilingo biasanya berisi nasi, ikan, ayam goreng, kue dan buah-buahan hasil pertanian. Lilingo artinya bulat bentuknya seperti loyang terbuat dari daun kelapa yang masih muda.

Berkembangnya waktu, pada tahun 1927 walima semakin meriah, lilingo yang bentuknya sederhana dilengkapi dengan kue dan telur masak ditusuk dengan bambu yang telah diraut dengan bersih kemudian ditancapkan di permukaan lilingo dan diberi nama ”Toyopo (Tututupo Woyowoyopo). 

Melansir jurnal “Studi tentang bentuk dan makna Tolangga dalam Walima di Kota Gorontalo” disebutkan, pada tahun 1937 pemerintah membuat toyopo yang besar dan diletakkan pada suatu tempat (wadah) yang terbuat dari bambu kuning.

Wadah tersebut membentuk bujur sangkar menyerupai kaki meja dan di bawahnya ada lantai tempat meletakkan toyopo yang terbuat dari bambu dibelah kecil-kecil (tolotahu), kemudian dihiasi dengan bendera warna-warni serta tulisan-tulisan yang artinya berhubungan erat dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Toyopo yang dihiasi tadi diberi nama ”Tolangga Lopuloto atau Walima Lopuloto” diantar ke masjid dengan tarian langga sampai di halaman masjid.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved