Pilpres 2024

Pilpres 2024: PDIP Penentu Perang Segitiga atau Langsung Duel

PDIP penentu perang segitiga atau langsung duel Pilpres 2024. Pertemuan Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto muncul spekulasi 2 atau 3 pasangan.

Editor: Lodie Tombeg
Kolase TribunGorontalo.com
Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto dan Puan Maharani. PDIP penentu perang segitiga atau langsung duel pada Pilpres 2024. Pertemuan Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto memunculkan spekulasi 2 atau 3 pasangan capres-cawapres. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta - PDIP penentu perang segitiga atau langsung duel pada Pilpres 2024. Pertemuan Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto memunculkan spekulasi 2 atau 3 pasangan capres-cawapres.

Spekulasi 2 pasangan capres-cawapres, jika PDIP bergabung dengan koalisi besar Partai Golkar, Gerindra, PKB, PAN dan PPP. Rivalnya koalisi ini kemungkinan dari koalisi Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS.

Potensi 3 pasangan, jika PDIP mengusung sendiri. Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PAN, PPP) bergabung Gerindra-PKB juga mengusung. Kemudian Nasdem, PD, PKS juga mengusung calon.

Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengungkapkan pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menhan Prabowo Subianto hendaknya tidak dilihat sebagai pertemuan antar dua menteri, tetapi juga pertemuan dua ketua umum partai politik.

"Itu pasti pertemuan sesama menteri, tapi juga pasti membahas bagaimana konstelasi politik mutakhir terkait beberapa perkembangan," katanya kepada wartawan, Rabu (21/9/2022).

Baca juga: Jajak Pendapat: Kader dan Simpatisan PDIP Dukung Puan Maharani Jadi Presiden 2024

Ari menjelaskan pertemuan itu juga bisa dimaknai sebagai upaya untuk menjalin komunikasi politik untuk keperluan Pilpres 2024. Jika hal itu terjadi, maka akan ada kemungkinan pilpres diikuti 3 pasangan calon.

"Pertemuan menteri ini harus dibaca bagaimana sebenarnya mengarah pada 2 poros atau 3 poros. Tapi lebih berpeluang 3 pasangan," ujarnya.

Menurutnya, pertemuan itu dilandasi oleh Anies Baswedan yang menyatakan kesiapan untuk maju dalam kontestasi 2024.

"Kuncinya adalah sebenarnya posisi Anies kemudian dengan statemen itu menjadi katalisator bagaimana poros Nasdem, Demokrat, PKS itu semakin konkret karena figur Anies sudah siap," ucapnya.

Pernyataan Anies itu juga mendapati respons dari PDIP yang menyatakan akan mempertimbangkan mengusung calon sendiri dalam Pilpres 2024.

Artinya, besar kemungkinan PDIP tidak akan menjalin koalisi dalam koalisi dengan partai lain. Setelah PDIP, giliran Golkar dan Gerindra memberikan respons.

Baca juga: Baliho Puan Maharani Ramai di Jalan Trans Sulawesi, Tren Naik Elektabilitas Capres PDIP

"Itu kemudian di-respons PDIP. Kemudian Pak Prabowo dan Pak Airlangga bertemu," ungkapnya.

Hal itu akan membuka kemungkinan kerja sama antara Golkar beserta KIB dan koalisi Gerindra-PKB.

"KIB siap untuk maju sendiri, Gerindra-PKB juga siap maju. Ketika ini dikomunikasikan apakah ini membuka kemungkinan kerja sama KIB dan koalisi Gerindra? Ini juga harus menjadi pertimbangan," katanya.

Jika kerjasama itu terwujud, terbentuklah koalisi gemuk antara Golkar dan Gerindra. Di sisi lain, kekuatan politik itu akan menaikkan nilai tawar koalisi terhadap PDIP.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved